Find Us On Social Media :

Ini Dia Dua Tipe Penyakit Buta Warna (1)

By Monalisa Darwin D, Senin, 23 November 2015 | 09:00 WIB

Ini Dia Dua Tipe Penyakit Buta Warna (1)

Intisari-Online.com - Penyebab umum seseorang menderita buta warna adalah karena faktor keturunan. Biasanya ini terjadi pada kedua mata, namun tidak memburuk seiring bertambahnya usia. Buta warna lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita, dengan persentase laki-laki 5-8% dan perempuan hanya 0,5%. Dan untuk kita ketahui, ternyata ada dua tipe penyakit buta warna yang dapat terjadi pada seseorang.

Tipe pertama adalah buta warna total. Dalam kasus ini, retina hanya memiliki sel batang sebagai fotoreseptor, sehingga hanya mampu mempersepsikan warna abu-abu, hitam, dan putih. Retina tidak memiliki sel kerucut yang berfungsi mengenali warna pelangi. Oleh karena itu, penderita buta warna total hanya dapat mempersepsikan warna dalam bentuk gradasi warna abu-abu. Umumnya kondisi ini dipengaruhi oleh faktor keturunan dan jarang ditemukan.

Tipe kedua, yaitu buta warna sebagian atau parsial dan biasanya disebut jga sebagai defisiensi warna atau kelemahan warna. Penderita buta warna parsial masih mampu mengenali warna-warna tertentu dengan gradasi warna yang berbeda dari orang normal. Defisiensi warna umumnya terjadi pada warna merah-hijau. Penderita buta warna merah-hijau menjadi bentuk buta warna yang paling sering terjadi, jumlah penderitanya mencakup 99% dari seluruh penderita buta warna.

Penderita buta warna merah-hijau akan sulit membedakan antara warna merah, hijau, dan cokelat. Selain itu ada jenis lain dari buta warna parsial, yaitu buta warna biru. Penderitanya bukan tidak bisa melihat warna biru, namun justru hanya mampu melihat gradasi warna biru, hitam, putih, serta abu-abu. Hal ini terjadi karena penderita hanya memiliki sel batang dan sel kerucut biru yang dapat berfungsi normal.

Di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti angka kejadian buta warna, namun di Eropa diperkirakan antara 8-12% dari kaum prianya dan sekitar 1% dari seluruh populasi perempuannya mengalami buta warna. Perempuan dapat menjadi pembawa kromosom untuk buta warna, walaupun secara klinis mereka tidak buta warna.