Penulis
Intisari-Online.com - Saat sakit dan memeriksakan diri ke dokter, sudah sangat umum jika Anda menerima resep obat dari dokter. Tapi nantinya, dokter tidak hanya memberikan resep obat, tapi juga resep olahraga.
Selama ini, olahraga, walaupun penting tapi tidak pernah “diresepkan” pada pasien. Beberapa alasannya adalah karena tidak adanya waktu karena jumlah pasien yang terlalu banyak, dan juga karena para dokter biasanya tidak percaya diri untuk memberikan resep olahraga ini. Maka dari itu diadakan berbagai pelatihan sebagai bagian dari Exercise Is Medicine (EIM) supaya nantinya, dokter akan bisa memberikan resep olahraga yang mudah dan tepat untuk pasiennya. Bahkan dalam beberapa situasi, terkadang dokter menyarankan pasien untuk tidak berolahraga dan berujung pada kurangnya aktivitas fisik yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan lain.
Gerakan EIM bertujuan untuk mendorong dokter serta penyedia layanan kesehatan lainnya untuk mengikutsertakan olahraga sebagai salah satu bentuk pengobatan untuk pasien dengan cara memberikan edukasi dan pelatihan kepada para dokter dan instruktur fitness.
Nantinya diharapkan para dokter ini bisa memberikan resep olahraga kepada pasien. Lalu bagaimana bentuk resep olahraga ini? Menurut Dr. Benedict Tan, Ketua Satuan Tugas Nasional EIM Singapura, bentuknya akan sama dengan resep obat biasa. Di dalam secarik kertas, akan dituliskan bentuk olahraga apa saja yang harus dilakukan, berikut dengan ketentuan lainnya seperti durasi, intensitas dan lain-lain. Nantinya, resep olahraga itu akan dibawa oleh pasien untuk diserahkan kepada instruktur fitness agar pasien bisa melaksanakan olahraga di bawah pengawasan ahli.
Olahraga yang diresepkan pun tidak sembarangan, tapi disesuaikan dengan penyakit yang diderita, keadaan pasien bahkan dengan motivasi pasien itu sendiri.