Find Us On Social Media :

Racun Ikan Batu sebagai Obat 'Pembasmi' Kanker

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 4 Desember 2015 | 12:30 WIB

Racun Ikan Batu sebagai Obat 'Pembasmi' Kanker

Intisari-Online.com - Pernah mendengar ikan batu alias stonefish? Ikan yang dalam istilah latin disebut Synanceia verrucosa ini dianggap sebagai mimpi buruk bagi para penyelam karena beracun. Meski demikian, ada manfaat lain dari racun ikan batu, yaitu sebagai obat pembasi kanker.

Beberapa ilmuwan menemukan kesamaan antara bagian yang mematikan dari bisa ikan batu dengan bagaimana sistem imun manusia bereaksi ketika mereka menolak transplantasi sumsum tulang. Temuan ini dianggap sangat mengejutkan mengingat ikan batu memiliki reputasi yang buruk.

Jamie Seymour, seorang profesor dari James Cook University yang mengkhususkan diri pada racun, mengatakan rasa sakit akibat sengatan ikan batu sangat menyiksa. Perlu diketahui, ikan batu merupakan salah satu dari beberapa hewan yang menggunakan racunnya untuk pertahanan.

Tapi segala sesuatu memiliki baik dan buruk-nya masing-masing. Begitu juga dengan ikan ini. Ia dianggap bisa membantu para ilmuwan untuk memahami lebih jauh tentang tubuh manusia. Professor James Whisstock dari Universitas Monash mengatakan, racun ikan batu mengandung protein perforin yang memiliki kemampuan untuk membuat lubang didalam sel tubuh.

“Kami sangat terkejut saat menemukan kandungan protein dalam ikan batu, yang ternyata berkaitan dengan senjata utama yang digunakan oleh sistem imun tubuh manusia dalam menghilangkan sel-sel yang terinfeksi secara viral dan bersifat ganas seperti sel kanker,” ujarnya.

Respon sistem imun ini memainkan peran penting dalam menggagalkan hingga 30 persen dari transplantasi sumsum tulang, yang digunakan dalam pengobatan leukemia. Jadi memahami bagaimana protein ini membentuk pori dapat membantu para ilmuwan menemukan cara untuk mencegah terbentuknya pori-pori tersebut sesering mungkin, terutama melalui pengembangan penekan sistem imun tubuh.

“Hal ini memberi kita gambaran tentang bagaimana protein ini bisa berhimpun menjadi besar dan membentuk pori-pori berbentuk cincin,” terang Whisstock. “Dan informasi dari struktur dalam racun ikan batu itu ternyata secara aktif menginformasikan kita mengenai program penemuan obat yang terjadi pada saat ini.”

Struktur racun ikan batu, lanjut Whisstock, telah memberi sejumlah informasi fantastis mengenai bagaimana mengembangkan molekul yang lebih baik untuk mencegah sistem kekebalan tubuh untuk menjalankan fungsinya ketika manusia sedang tidak menginginkannya. Misalnya, menolak transplantasi organ.

Sementara itu, Seymour mengatakan racun sesekali bisa mengandung informasi yang penting dan kemungkinan itu perlu di eksplorasi. “Jika Anda bisa mengetahui apa sebenarnya struktur dan komponen dari masing-masing potongan-potongan dalam racun ini, maka kita bisa meneliti struktur tersebut dan akhirnya menemukan senyawa baru dari racun tersebut.”

Ke depannya, para peneliti berharap dapat  mengembangkan molekul, yang dapat dipindahkan ke pengaturan klinis medik, dalam tiga tahun ke depan.