Mengenal Cara Kerja Leukemia, Kanker yang Sebabkan Meninggalnya Putra Pertama Farhan

Ade Sulaeman

Penulis

Mengenal Cara Kerja Leukemia, Kanker yang Sebabkan Meninggalnya Putra Pertama Farhan

Intisari-Online.com – Berita mengenai berpulanganya Muhammad Ridzky Khalid, putra pertama pembawa acara dan penyiar radio Farhan (45), mengingatkan kita akan bahaya kanker darah atau lebih dikenal sebagai leukemia. Namun, sebelum membahas lebih jauh tentunya kita wajib mengenal dahulu ‘cara kerja’ leukemia.

Leukemia merupakan penyakit ganas progresif pada organ pembentuk darah, akibat terjadinya proliferasi (invasi serta penggandaan) tidak terkendali dari sel induk darah yang ganas.

Gempuran serta penggandaan tidak terkendali pada sumsum tulang belakang tersebut dapat menyebabkan induk-induk sel darah sehat menjadi terdesak. Konsekuensinya, produk induk sel darah merah, sel darah putih maupun sel pembeku darah (trombosit) menjadi tidak cukup.

Tidak heran kalau penderita mengalami gejala seperti pucat dan lesu karena kekurangan sel darah merah, mudah demam dan rentan terhadap infeksi karena kekurangan sel darah putih normal, serta mudah mengalami perdarahan karena kekurangan sel pembeku darah.

Bercak-bercak memar yang terjadi pada anak-anak menandakan sudah terjadinya perdarahan pada kulit. Anak-anak juga mengalami nyeri tulang akibat akumulasi abnormal sel-sel darah putih

Jika proliferasi pada sumsum tulang belakang tadi sudah demikian penuh, serangan beralih ke organ luar sumsum (infiltrasi), seperi limpa, hati, dan kelenjar getah bening. Maka pada organ-organ tersebut terjadi pembengkakan atau infeksi. Yang paling fatal kalau serangan sampai ke susunan saraf pusat.

Serangan pada induk sel darah merah, disebut leukemia darah merah. Kalau pada induk sel darah putih disebut leukemia sel darah putih. Gangguan pada induk mielosit disebut leukemia mielosit. Penyakit ini disebut dalam kategori akut kalau perkembangbiakannya rata, cepat, dan sekaligus. Disebut kronis bila perkembangbiakannya perlahanlahan dan tidak teratur alias ngawur.

Menurut pengamatan Prof. Dr. H. S. Moeslichan, Sp.A (K), Pelindung Yayasan Onkologi Indonesia (YOAI), walaupun pada anak sifatnya akut, kemungkinan untuk sembuh lebih tinggi dibandingkan dengan penderita dewasa kronis.

“Asalkan diupayakan pengobatan dengan segera, secara intensif dan tepat. Kalau tidak segera ditanggulangi, dalam tiga bulan pasien tidak akan tertolong jiwanya,” tegas Moeslichan.

Berdasarkan data YOAI, setiap tahun ditemukan 650 kasus kanker baru di seluruh Indonesia, 150 kasus di antaranya terdapat di Jakarta. Dan sebanyak 70% merupakan penderita leukemia. Pada tahun 2006, jumlah penderita leukemia rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebanyak 2.513 orang. LLA pada anak-anak lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.

Jumlah anak penderita leukemia di salah satu rumah sakit di Jakarta, yaitu RS Dharmais, setiap tahun meningkat, yaitu 10 orang pasien (2006), 6 pasien (2007), 16 pasien (2008), 25 pasien (2009), 31 pasien (2010), dan 35 pasien (2011).

(Nanny Selamihardja, K. dan Tatik Wardayati / Majalah Intisari edisi Extra Resep Mujarab Keluarga Sehat 2013)