Penulis
Intisari-Online.com - Bagi mereka yang memiliki angka kolestrol yang tinggi, dokter akan memberikan obat antikolestrol yang sesuai. Obat ini disebut statin, dimana ia dapat berperan menormalkan angka kolestrol. Namun, tidak sebatas itu, karena masih banyak hal yang harus kita ketahui lebih jauh tentang statin, obat antikolestrol ini.
Penelitian juga menunjukkan bahwa atorvastatin 80 mg yang diberi pada pasien selama 18 hari setiap harinya dapat mengurangi volume plak arteri, sementara pemberian pravastatin 40 mg dalam waktu yang sama malah akan menyebabkan bertambahnya jumlah plak arteri. Atorvastatin dalam bentuk metabolit atau dalam bentuk aktifnya memiliki efek yang mirip dengan antioksidan kuat, dimana ini berperan menghambat terjadinya aterosklerosis. Atorvastatin juga terbukti ampuh mencegah penyakit multiple sklerosis serta penyakit kekebalan tubuh lainnya.
Tidak sekadar menurunkan kadar LDL, statin juga bertujuan penting untuk mencegah aterosklerosis dan komplikasinya, seperti serangan jantung dan stroke. Statin pun mampu memperbaiki kerusakan endotel pembuluh darah sebagai awal dari penyakit aterosklerosis dan menurunkan kadar CRP, yang diartikan mengurangi inflamasi dinding pembuluh darah.
Semua jenis statin pada dasarnya mampu mengurangi risiko serangan jantung, namun semua tergantung pada dua faktor yang memengaruhi seberapa besar kemungkinannya. Dua faktor utama tersebut adalah risiko penyakit jantung koroner yang dimiliki masing-masing orang serta seberapa besar kadar kolestrol yang dapat diturunkan. Semakin tinggi seseorang berisiko mengalami penyakit jantung koroner, semakin besar pula kemungkinan penurunan risiko setelah diterapi dengan statin. Kemudian, semakin rendah LDL yang dicapai, maka semakinjelas pula manfaat klinisnya. Semua ini berdasar masing-masing statin karena berbeda dalam kemampuan menurunkan LDL, sehingga tidak mengherankan jika manfaat klinisnya juga berbeda-beda.
Nah, itu dia perkenalan lebih jauh tentang statin, obat antikolestrol yang mungkin belum familiar di telinga kita. (dr. Sintoso Pujianto dalam “Sehat itu enak dan perlu”. Penerbit: Penerbit Buku Kompas)