Find Us On Social Media :

Seniman China Ini Membuat Batu Bata dari Asap Beijing yang Dikumpulkan Menggunakan Vacum Cleaner

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 3 Desember 2015 | 11:30 WIB

Seniman China Ini Membuat Batu Bata dari Asap Beijing yang Dikumpulkan Menggunakan Vacum Cleaner

Intisari-Online.com - Seorang seniman China menciptakan batu bata dari asap Beijing yang dikumpulkan menggunakan vacum cleaner. Ia membutuhkan waktu sekitar seratus hari berjalan-jalan mengelilingi kota untuk mengumpulkan asap yang menyelimuti Beijing akhir-akhir ini.

Konon katanya, sebagian asap itu disebabkan oleh batu bara yang digunakan untuk memanaskan rumah.

Artis yang menyebut dirinya Nut Brother (坚果兄弟) menghabiskan waktu sekitar empat jam sehari. Ia mendorong vacum cleaner seberat seribu watt, sementara tangan kanannya mengacungkan mulut vacum ke udara—untuk menyedot asap.

Setelah terkumpul banyak, asap yang sudah dicampur debu disulap menjadi batu bata berwarna perak.

Bagaimana dengan kesehatannya? Seniman ini mengaku baik-baik saja. Memang ada beberapa bagian tubuhnya yang mati rasa, tapi ia tidak merinci bagian mana dari tubuhnya yang mati rasa itu.

Aksi ini mendapat komentar beragam dari pengguna media sosial di China. Salah seorang pengguna Webo, mengkritik proyek ini. Menyebutnya sebagai sebuah upaya mencari sensasi, dan terlalu melebih-lebihkan. Meski demikian, tak sedikit juga yang bersimpati dengan aksi ini, termasuk beberapa media lokal yang memuji pesan di balik proyek ini.

 

Proyek ini disebut tepat waktu dan tepat sasaran, mengingat Beijing pada Senin (30/11) benar-benar gelap oleh asap—disebut yang paling parah sejak 13 bulan terakhir. Beijing bermasalah dengan asap selama bertahun-tahun, sebagian besar dikarenakan pembakaran batu bara di kota-kota industri di wilayah utara. Seorang fisikawan lokal memperkirakan, 4.000 orang meninggal setiap hari akibat polusi udara.

Seniman ini dulunya pernah menjadi copywriter di Shenzhen, tapi tidak betah dan memutuskan pindah ke Beijing pada 2008 lalu. Sebelum proyek ini, sang seniman pernah membeli seekor anjing mati dari Yulin—kota dengan festival tahunan menyembelih anjing—dan mengkremasinya.

Ia kemudian mengisi seribu balon biru dengan abu pembakaran si anjing dan menerbangkanya ke udara. Setelah berada di ketinggian, balon-balon itu meledak dan menghamburkan abu, yang menurut sang seniman, sebagai simbol pengiriman arwah anjing ke surga.