Penulis
Intisari-Online.com -Pada umumnya karya-karya seni dapat dengan mudah kita jumpai di tempat seperti Galeri Seni. Namun, bagaimanakah dengan karya seni seperti patung yang terdapat di tempat yang tak lazim seperti di bawah laut? Pada 2004, Jason deCaires Taylor seorang instruktur scuba di Grenada membuat sebuah taman patung di bawah laut. Pria yang mendalami seni patung pada masa kuliahnya ini mulai merealisasikan idenya untuk membuat sebuah taman patung di dasar laut bekerjasama dengan ahli biologi kelautan dan Pemerintah Grenada.
Taylor mulai melakukan pengecoran patung raksasa yang terbuat dari semen dan memiliki bobot ribuan pound. Patung itu kemudian ditenggelamkan ke dasar laut yang tandus. Taylor memiliki ide untuk menempatkan patung tersebut tepat dimana sinar cahaya menari-nari melewati patung tersebut, sehingga algae, terumbu karang dan mahkluk laut lainnya dapat menjadikan patung tersebut seperti rumah bagi mereka.
Taylor menuangkan kegeramannya pada masalah krisis keuangan dengan membuat sebuah patung yang ia beri nama “The Banker”. Patung yang memiliki posisi seperti sedang berdoa dalam sujud ini menunjukkan bahwa Tuhan telah digantikan oleh hal-hal moneter. “The Banker” memiliki rongga internal di antara bagian pantat untuk hunian mahkluk laut. "Kami memiliki beberapa krustasea dan belut hidup di sana. Itu adalah bagian dari balas dendam saya” Ujar Taylor seperti yang dilansir dalam ted.com.
Pada 2012, Taylor kembali menciptakan 450 patung semen yang dibentuk seperti sebuah komunitas yang melindungi kehidupan lautan. Ia memaparkan bahwa 90 di antaranya terinspirasi dari objek dalam kehidupan nyata. Projek patung dalam skala besar ini menjadi rumah bagi lebih dari 2000 terumbu karang. “Banyak dari patung tersebut merupakan replikasi, ketika patung-patung tersebut berubah sangat drastis di bawah laut, saya memiliki dua patung dalam cetakan yang sama, dan setelah setahun patung-patung tersebut benar-benar sulit dikenali” Taylor menjelaskan. Proses pengecoran membutuhkan waktu 20 sampai 40 menit. Setiap patung dioleskan Vaseline, kemudian plester.
(Kate Torgovnick May/ted.com)