Find Us On Social Media :

Ketika Megan Stephens yang Masih 14 Tahun Dipaksa Berhubungan Seks dengan 110 Laki-laki dalam 22 Jam

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 21 Januari 2016 | 11:00 WIB

Ketika Megan Stephens yang Masih 14 Tahun Dipaksa Berhubungan Seks dengan 110 Laki-laki dalam 22 Jam

Intisari-Online.com - Megan Stephen (bukan nama sebenarnya) telah mengungkapkan pengalaman pedihnya selama enam tahun tinggal di Yunani. Saat masih 14 tahun, ia pernah dipaksa berhubungan seks dengan 110 laki-laki dalam 22 jam tak lama setelah dijual oleh pacarnya sendiri.

Waktu itu Megan, sekarang 25 tahun, tengah menikmati liburannya di Yunani bersama ibunya. Saat berada di sebuah resort, ia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Jak. Ia kepincut kepada Jak, begitu pun sebaliknya.

Megan terlalu naif waktu itu. Ia bahkan tidak tahu apa maksud Jak sebenarnya.

Saat ibunya kembali ke Inggris, ia memutuskan untuk tetap tinggal di Yunani. Ia merayu ibunya supaya mengizinkannya tinggal lebih lama bersama Jak. Alih-alih bahagia, laki-laki itu justru menjualnya kepada Leon. Megan pun dipaksa bekerja di sebuah rumah bordil, juga di jalan-jalan kota Athena.

Salah satu momen yang paling diingat oleh Megan adalah suatu ketika ia pernah dipaksa berhubungan seks dengan 110 laki-laki dalam kurun waktu 22 jam.

Megan Stephens lolos dari tempat pelacuran itu pada 2009 setelah selamat dari upaya bunuh dirinya yang gagal. Kini ia menetap di Inggris bersama pasangannya dan bayi yang masih dalam kandungan.

 

Untuk mengenang tragedi memilukan itu, Megan menulis buku berjudul Bought & Sold. Dalam memoar itu ia menceritakan bagaimana ia hidup di lingkaran perdagangan manusia yang mengerikan dan sekaligus mengancam jiwa dan keluarganya.

Seperti halnya korban-korban yang lainnya, Megan menyalahkan dirinya sendiri. Kepada Mail Online ia bahkan mengaku bahwa dirinya begitu bodoh dan tidak berpikir panjang ketika pertama kali bertemu dengan Jak.

“Ketika Anda benar-benar percaya bahwa Anda bukanlah siapa-siapa, jangan pernah mempertimbangkan untuk memilih sesuatu,” ujar Megan. Ia juga menyebut bahwa perpisahaan orangtuanya ketika ia kecil juga berperan besar dalam keterpurukannya itu.

Megan juga menceritakan bagaimana ia pertama kali membujuk ibunya supaya memperbolehkannya tetap tinggal di Yunani, bagaimana lembutnya Jak yang banyak bercerita tentang ibunya yang mengidap kanker, dan bagaimana Jak meminta bekerja di sebuah bar topless untuk membantu pengobatan ibunya.

“Ia berhasil meyakinkan saya bahwa ia adalah pahlawan bagi ibunya,” kata Megan.

Dua minggu setelah ibunya kembali ke Inggris, Megan dan Jak pindah ke sebuah flat di Athena. Di sana, Jak memperkenalkannya dengan laki-laki bernama Leon di sebuah kedai burger. Megan tidak tahu apa-apa karena kedua laki-laki itu berkomunikasi menggunakan bahasa lokal.

Belakangan dia sadar bahwa Leon telah membelinya dan memaksanya menjadi pekerja seks komersial. Dan nasi sudah terlanjut menjadi bubur.