Find Us On Social Media :

Pemerkosa Bayi Itu Akhirnya Tewas di Dalam Penjaranya

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 21 Januari 2016 | 16:30 WIB

Pemerkosa Bayi Itu Akhirnya Tewas di Dalam Penjaranya

Intisari-Online.com - Seorang pedofil yang berulang kali memperkosa bayi itu akhirnya tewas di dalam penjaranya. Tidak pasti apa musabab kematiannya, tapi yang jelas kasus kematiannya ini saat ini tengah diselidiki oleh pihak Ombudsman independen.

Robin Hollyson (31) merupakan bagian dari geng yang melakukan kekerasan seksual terhadap bayi, balita, dan anak-anak pra-sekolah. Kejinya, aksi mereka kemudian ditayangkan secara streaming melalui daring.

Gerombolan ini digambarkan sebagai para lelaki tidak berperi kemanusiaan. Mereka mendekati keluarga calon mangsanya untuk mendapatkan akses termudah. Dari daftar obrolan antar-geng ini ditemukan bagaimana mereka menggunakan obat khusus—disebut “date rape” drugs—untuk membuat korbanya mengantuk sebelum diperkosa.(Baca: Bagaimana Anak-anak dengan Mudah Menerima Orang Asing di Rumahnya

Dan Robin Hollyson—yang ketika ditangkap mengubah namanya menjadi James King—adalah salah satu di antara mereka.

“Salah seorang tahanan penjara HMP Bristol bernama James King (04/07/84) ditemukan tidak bernyawa di selnya pada Jumat, 15 Januari,” ujar juru bicara Prison Service. “Seperti semua kematian di penjara, kasus ini akan diselidiki oleh ombdudsman independen.”

Selain Hollyson, nama-nama lain yang dipenjara dalam kasus ini adalah John Denham (50) dari Wiltshire, Matthew Stansfield (35) dari Harmpshire, Adam Toms (33) dari Somerset, Christopher Knight (35) dari Manchester, David Harsley (51) dari Yorkshire, dan Matthew Lisk (33) dari Sussex.(Baca: Pendeta di Austria Dipenjara Gara-gara Kasus Pedofilia

Mereka semua mendapat vonis penjara 24 tahun terhitung sejak September 2015, termasuk Hollyson setelah mengaku bersalah atas tuduhan memperkosa anak di bawah 13 tahun. Ia juga mengakui tiga dakwaan merencanakan perkosaan di bawah 13, kekerasan seksual terhadap anak di bawah 13, dan mengirim gambar tidak senonoh kepada anak-anak.

Pada salah satu kasus, Hollyson bercerita kepada pengadilan bagaimana ia berteman dengan pasangan yang memiliki bayi. Ketika diperbolehkan mengasuhnya, ia mulai melancarkan aksinya; memperkosa bocah tidak berdosa itu berulang kali, sejak si bocah itu masih berusia 3 bulan—aksi itu divideokan dan disebarkan melalui internet.