Find Us On Social Media :

Pensiunan Tukang Kayu: Saya Pernah Diculik Alien Sehari Setelah Perayaan Natal

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 12 Februari 2016 | 15:40 WIB

Pensiunan Tukang Kayu: Saya Pernah Diculik Alien Sehari Setelah Perayaan Natal

Intisari-Online.com - Seorang pensiunan tukang kayu bernama Gerry Battles mengaku pernah diculik alien sehari setelah perayaan Natal 2001. Selain diculik, ia juga diberi peringatan bahwa dunia akan berakhir dalam kurun waktu 850 tahun lagi.

Waktu itu ia dalam perjalanan pulang dari sebuah pesta Natal di The Seven Sister Pub di Kildimo di County Limerick. Tiba-tiba muncul sinar terang di depannya, ketika membuka mata ia mengaku sudah berada di sebuah pesawat luar angkasa bersama 40 orang lainnya—semuanya dalam keadaan tenang, berdiri tak bergerak seperti patung.

“Mereka semua laki-laki, dari kelompok usia yang berbeda-beda. Kami semua seperti manekin. Saya ingat, satu orang di sebelah saya mengenakan mantel Columbo dan topi. Kami semua lumpuh, saya hanya menggerakkan mata, sehingga tidak bisa melihat lebih banyak,” ujarnya kepada The Limirick Post.(Baca juga: Alien pintar bisa menjajah Bumi

Di pesawat itu ia merasa mengambang dan berputar sebesar 360 derajat. Dan ketika itulah ia melihat makhluk asing itu.

“Saya tidak tahu seberapa besar makhluk itu, atau apakah ia memiliki lengan atau kaki, yang saya ingat, kepalanya kerucut, besar dan indah, matanya tajam.”

Dan alien itu berbicara menggunakan telepati.

Alien itu bertanya kepadanya apakah ia takut. Gerry menjawab tidak. Alien itu bertanya tentang apa yang diinginkan olehnya, dan seketika itu Gerry berada di Kutub Utara, tempat yang ada di pikirannya saat itu. “Rasanya, pesawat itu berkecepatan 500 mil per jam,” kata Gerry.

Yang juga diingat oleh Gerry bahwa alien itu mengingatkannya untuk tidak mempercayai pemerintah dan bank. Menurutnya, mereka berdua telah berbohong kepadanya sejak hari pertama.(Baca juga: Sekelompok perempuan yang pernah berhubungan seks dengan alien

Gerry tidak ingat berapa lama penculikan itu berlangsung. Ia hanya ingat bahwa mantel yang ia kenakan, di kemudian hari, ditemukannya di atap sebuah rumah sakit di kotanya. “Saya tidak tahu bagaimana hal itu terjadi,” ujarnya lagi, sembari berharap kisahnya sampai di telingan para aktivitas komunitas ilmiah di dunia.