Find Us On Social Media :

Petani di China Menghabiskan 10 Tahun Membangun Rumah Susun untuk Dua Saudaranya yang Sudah Meninggal

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 16 Februari 2016 | 17:00 WIB

Petani di China Menghabiskan 10 Tahun Membangun Rumah Susun untuk Dua Saudaranya yang Sudah Meninggal

Intisari-Online.com - Seorang petani di China menghabiskan waktu 10 tahun membangun rumah susun untuk dua sudaranya yang sudah meninggal. Bangunan tingkat tujuh itu tampak mencolok, berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya, beberapa orang menyamakannya dengan karakteru rumah mistis dalam film animasi Howl's Moving Castle garapan sutradara Hayao Miyazaki.

Hu Guangzhou (55) yang oleh beberapa orang dianggap memiliki gangguan pada kejiwaannya—sebagian lain menyebutnya kekanak-kanakan—berhasrat memindahkan saudara-saudaranya ke rumah yang ia bangun itu. Tapi sayang, kedua saudara Hu telah lama meninggal. Sejak 10 tahun yang lalu, tak lama sebelum rumah ini dibangun.(Baca juga: Petani ini menolak memakan ubi jalan karena dianggap terlalu seksi

Para pejabat lokal telah berusaha meyakinkan Hu bahwa mereka sudah meninggal dunia. Tapi Hu tetap tidak percaya. Orang-orang di sekelilingnya juga berusaha membujuknya, tapi semua itu bagaikan masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Banyak pengguna Weibo, media sosial asli China, yang mengagumi bangunan ciptaan Hu itu, terlebih untuk kecerdikan dan skill membangunnya. Mereka menyebut bangunan itu sebagai inovasi bangunan dengan tujuh lantai.

 

Meskipun ada kekhawatiran perihal keamanan rumah itu—yang semua bahan bangunannya berasal dari tanah dan kayu—tapi tak seorang pun yang tega meruntuhkannya.

Seperti dilaporkan oleh sebuah koran lokal, pembangunan rumah itu memakan waktu 10 tahun. Lima tahun untuk membangun dasar rumah, tiga tahun untuk penambahan lantai-lantai berikutnya, dua tahun sisanya untuk perbaikan-perbaikan untuk memperkuat struktur rumah.(Baca juga: Kisah petani tua yang menolak takluk dari pengusaha properti

Untuk mewujudkan mimpi rumah susunnya itu, Hu bahkan beberapa kali menolak dipindahkan ke panti jompo. Meski bagaimanapun juga, Hu tetap mendapat subsidi kuartalan dari pemerintah daerah. Tak hanya itu, Hu juga secara rutin mendapatkan sumbangan roti kukus dari sebuah toko roti setempat.