Find Us On Social Media :

Gerakan Donasi 'Flashdisk' untuk Rakyat Korea Utara

By Eunike Iona Saptanti, Kamis, 18 Februari 2016 | 11:30 WIB

Gerakan Donasi 'Flashdisk' untuk Rakyat Korea Utara

Intisari-Online.com - Sebuah flashdisk kecil mungkin tidak bisa melengserkan kedudukan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Namun, gerakan donasi Flashdisk untuk rakyat Korea Utara ini diharapkan bisa membuat mereka merasakan kebebasan dan gambaran tentang dunia di luar negaranya.

Organisasi non-profit dari Silicon Valley, Human Rights Foundation, dan Forum 280 bersinergi untuk membuat program donasi Flashdisk, untuk diisi dengan berbagai konten seperti, serial drama Korea Selatan, film Hollywood, Wikipedia, dan Interview dengan pembelot Korea Utara. Rencananya, Flashdisk ini akan diselundupkan untuk dinikmati masyarakat Korea Utara.

Tujuan dari inisiasi yang diberi nama “Flash Drives for Freedom” ini adalah untuk mengubah sampah elektronik menjadi saluran informasi bagi 25 juta penduduk yang tinggal di bawah rezim yang paling menindas di dunia.

Di negara yang paling tertutup di dunia seperti Korea Utara, flashdisk merupakan benda yang bernilai untuk bahan pendidikan dan pengetahuan. Masyarakat  Korea Utara hidup tanpa jaringan internet, sensor dari pemerintah dan tidak adanya media yang bebas.Sehingga, mereka sangat bergantung kepada benda kecil seperti flashdisk yang berisi, film, buku, informasi. Flashdisk  bisa menjadi jendela untuk mengetahui dunia di luar sana.

Hanya sedikit masyarakat Korea Utara yang memiliki PC atau Mac, namun mereka memiliki alat bernama Notels, sebuah portable media player yang dilengkapi dengan USB dan SD port. Tablet murah dan smartphone juga populer di sana.

Human Right foundation berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakata mengenai kerasnya dunia yang harus dihadapi masyarakat Korea Utara, dengan menyalurkan 'rasa kehidupan' di luar batas-batas negara mereka.

“Satu flashdisk kecil mungkin tidak akan menggulingkan Kim Jong-Un, namun dapat mengubah hidup masyarakat Korea Utara,” kata Gladstein dari Human Right Foundation.(nbcnews)