Find Us On Social Media :

Isma Wanti dan Dini, Pasangan Ibu-Anak yang Enam Tahun Tinggal di Kandang Kambing

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 21 Februari 2016 | 17:00 WIB

Isma Wanti dan Dini, Pasangan Ibu-Anak yang Enam Tahun Tinggal di Kandang Kambing

Intisari-Online.com - Terlepas dari kesigapan pemerintah daerah memindahkan mereka di tempat yang lebih layak, apa yang dialami Isma Wanti dan putrinya Dini menjadi bukti bahwa kesejahteraan di negeri ini masih menjadi barang langka. Bagaimana tidak, pasangan ibu-anak ini selama enam tahun tinggal di kandang kambing di Medan Polonia, Kota Medan.

“Saya disuruh pindah tadi malam, jadi saya pindah. Uang kontrakannya yang biayain orang Kecamatan Medan Polonia,” ujar janda 40 tahun itu. Ibu empat anak ini mengharapkan bantuan oleh pihak mana pun yang mau memberikan ia pekerjaan agar dapat membiayai kehidupannya sehari-hari.

Sementara itu, Camat Medan Polonia Aidal mengatakan, setelah mendapat informasi mengenai warganya yang tinggal di kandang kambing, ia langsung menengok.  “Karena memprihatinkan, saya pindahkan beliau ke rumah kontrakan. Untuk biaya, kami yang menanggung,” ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dini bersama ibunya, Isma Wanti, sudah tinggal selama enam tahun di kandang kambing. Selama itu, ia tak pernah lepas dari bau kambing yang cukup mengganggu kegiatannya, terutama saat belajar.

“Ya, namanya tinggal di kandang kambing, jadi baunya ada-lah, tetapi kata mamak (ibu) ya harus belajar saja,” kata Dini, yang merupakan siswa sekolah dasar kelas V di Jalan Pipa Utama, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Senin (15/2/2016).

Gadis manis ini menambahkan, selama enam tahun tinggal di kandang kambing tersebut, ia pun selalu kebasahan saat hujan. “Kalau hujan ya pindahlah karena kalau hujan di sini bocor. Kalau banjir juga harus pindah-pindah," katanya.

Ia berharap dapat tinggal di rumah yang lebih layak, tidak ada bau kambing, tidak bocor kalau hujan, bersih, dan wangi. Isma bercerita, awalnya ia kerap diusir dari rumah kontrakan karena tidak bisa membayar uang sewa.

“Dulu nyewa, (sering) diusir orang yang punya kontrakan karena enggak bisa bayar. Pas cari kerja, ditawari jaga kandang kambing. Karena enggak ada rumah, ditawari juga tinggal di sini,” ujar Isma sembari menambahkan, untuk menjaga kambing, ia tidak memperoleh upah. Ia hanya mendapatkan tempat tinggal di kandang kambing tersebut.

“Kalau gaji enggak ada. Untuk uang makan, saya cari-cari, kadang nyuci atau urut orang kalau ada panggilan," katanya. Ia berharap, pemerintah bersedia memberikan uang pinjaman untuk usaha agar ia mampu menyewa rumah yang lebih layak.