Find Us On Social Media :

Menggunakan Bubuk Silika Bocah-bocah SD Ini Merancang Pembunuhan Teman Sekelas Mereka, Tapi Gagal

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 1 April 2016 | 16:45 WIB

Menggunakan Bubuk Silika Bocah-bocah SD Ini Merancang Pembunuhan Teman Sekelas Mereka, Tapi Gagal

Intisari-Online.com - Entah apa yang ada di benah tiga bocah ingusan ini. Menggunakan kantong silika, bocah-bocah yang masih duduk di SD ini merancang pembunuhan teman sekelas mereka di sebuah sekolah di Anchorage, Alaska, Amerika Serikat.

Seperti dilansir dari media lokal, bocah-bocah itu mencoba meracuni si teman itu menggunakan bubuk silika yang terbungkus dalam kemasan bertuliskan “jangan dimakan”.

Bocah-bocah itu dilaporkan merencanakan mengambil kemasan silica gel dari kemasan rumput laut bekal makan siang mereka, dan menempatkannya ke dalam makanan milik teman sekelasnya, pada 22 Maret lalu. Mereka tak menyadari, bahwa kendati kemasan yang biasa dipakai untuk menjaga makanan tetap kering itu diberi tulisan “jangan dimakan”, namun sesungguhnya barang itu tidak beracun.

Saa ini, status ketiganya di Winterberry Charter School masih menggantung. Mereka masih harus menghadapi konsekuensi yang signifikan atas perbuatan itu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekolah Shanna Mall dalam penjelasan melalui surat elektornik kepada 32 orangtua murid yang ada di kelas tersebut.

Untuk diketahui, rencana itu gagal saat ada dua siswa lain yang menceritakan skenario tersebut kepada seorang dewasa di sekolah itu.  Tidak ada tuntutan kriminal dalam kasus ini. Namun, pihak dinas pendidikan distrik setempat melanjutkan investigasi dan ada kemungkinan ketiga siswa itu bakal dikeluarkan. Demikian diungkapkan jurubicara Disdik distrik Heidi Embley.

“Usia siswa menjadi hal yang sangat menjadi perhatian. Mengejutkan, mereka yang masih kecil sudah mampu merancang hal semacam itu,” kata Heidi Embley. Heidi mengatakan, tenaga psikolog juga akan membantu pemeriksaan dalam kasus ini. 

Di tempat lain, jurubicara kepolisian Anchorage Jennifer mengatakan, beruntung ada sesama pelajar yang melaporkan hal tersebut. “Pelajaran paling penting dalam kasus ini adalah bagaimana kita mengajari anak-anak kita, bahwa ketika mereka mendengar hal yang mencurigakan atau membahayakan, mereka harus melaporkan itu kepada orang yang bisa mereka percaya,” kata Jennifer kepada stasiun televisi lokal KTUU.