Find Us On Social Media :

Cephas Bansah, si Raja Afrika yang Menjadi Mekanik di Jerman dan Memerintah Rakyatnya dengan Skype

By Moh Habib Asyhad, Senin, 11 April 2016 | 16:30 WIB

Cephas Bansah, si Raja Afrika yang Menjadi Mekanik di Jerman dan Memerintah Rakyatnya dengan Skype

Intisari-Online.com - Menjadi seorang pangeran sekaligus seorang pilot ambulans udara percontohan sebagai bagian dari tugas kerajaan sepertinya terdengar sangat keren. Tapi bagaimana dengan menjadi raja sekaligus menjadi seorang mekanik? Tentu saja sama kerennya. Jika tidak percaya, tanyakan kepada Cephas Bansah, si raja di Afrika yang juga seorang mekanik di Jerman. Dan ia memerintahkan rakyatnya dengan Skype.

Chepas seorang raja tradisional yang membawahi sekitar dua juta orang di perbatasan Ghana dan Togo. Tak hanya itu, ia juga seorang mekanik full-time.

Dilahirkan di Ghana, kini Chepas telah menjadi warga negara Jerman yang sah. Ia pindah ke negara Adolf Hitler itu pada 1970-an sebelum dan mendirikan sebuah bengkel di Ludwigshafen di akhir 1980-an. Jabatan Raja didapatkanya secara tidak sengaja.

Bagaimanapun juga, jabatan raja waktu itu seharusnya diberikan kepada ayah atau kakaknya. Sayang, keduanya kidal, sehingga jabatan itu harus diberikan kepada laki-laki 67 tahun ini. Meski menjadi raja, Cephas tak bisa tinggal di negara leluhurnya. Hingga sekarang, ia masih tinggi di Jerman bersama istrinya Gabriele Bansah (57) dan kedua anaknya Carlo dan Katharina.

 

Jarak antara Chepas dan rakyatnya memang cukup jauh, tapi teknologi telah mendekatkan mereka. Ya, mereka berkoordinasi melalui Skype. Meski demikian, Cephas masih menyempatkan diri untuk mengunjungi rakyatnya yang berada di pedalaman Afrika itu. Paling tidak delapan kali dalam setahun.

 

Dalam perannya sebagai raja, ia juga aktif dalam beberapa proyek pembangunan di Ghana, termasuk membangun sekolah dan penjara perempuan. Untuk menyukseskan proyek-proyek filantropisnya itu, Cephas bahkan tak ragu jualan bir yang ia produksi sendiri. Mereknya Akosombo—terlepas bahwa dirinya bukanlah seorang peminum alkohol.

 

Baru-baru ini, seorang fotografer Jerman bernama Christina Czybik, menghabiskan beberapa hari di rumah sang raja. Di sana ia memotret beberapa hal menarik di sekitar kehidupannya. “Budaya campuran adalah sesuatu yang menarik. Bansah bilang pada saya bahwa orang-orang di Ghana sangat religius. Sebagian besar mereka memeluk Kristen, tapi banyak juga yang menganut Voodoo, tapi tidak dalam cara yang buruk,” ujar Czybik.

 

Dari kunjungan itu Czybik juga tahu bahwa Chepas memiliki sebuah kuil Voodoo di ruang tamu rumahnya di mana di sana tertera tulisan “Michael Schumacher akan segera pulih secepat mungkin.”

Ghana adalah negara demokrasi yang sudah memiliki sistem pemerintahannya sendiri. Meski demikian, para kepala suku atau raja-raja raja tradisional, seperti Chepas, masih memiliki fungsi yang kuat. Mereka dianggap sebagai pelindung dan penasihat.