Find Us On Social Media :

Saat Harus Menanggapi Seribu Komentar

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 9 Januari 2014 | 21:30 WIB

Saat Harus Menanggapi Seribu Komentar

Intisari-Online.com – Seorang murid bertanya pada Sang Guru, bagaimana ia harus menanggapi seribu orang dengan seribu komentar.

Sambil tersenyum, Sang Guru menunjuk ke pohon, lalu menunjuk bunga, rumput, burung, dan menunjuk ke dirinya sendiri dan muridnya. Setelah itu tangannya menggenggam pasir, kemudian pelan-pelan membuka tangannya, pasir-pasir jatuh dan beterbangan dibawa angin.

Sang Guru menunjuk pohon yang artinya pohon adalah pohon. Bunga adalah bunga, rumput adalah rumput, burung adalah burung. Ia (guru) adalah ia, sang murid adalah dia (sang murid). Anda adalah Anda. Saya adalah saya. Sebelum akhirnya, kita semua kembali menjadi debu yang beterbangan hilang dibawa angin.

Pohon tak pernah bisa menjadi bunga, bunga tak pernah bisa menjadi pohon. Burung selamanya adalah burung maka burung akan tetap menjadi burung, tak bisa menjadi yang lain. Manusia tetaplah manusia. Siapapun kita, ya jadilah diri kita sendiri.

Menjadi diri sendiri dengan baik adalah makna dan tujuan hidup. Jika Anda orang miskin jadilah orang miskin yang baik. Jika hidup Anda kaya jadilah orang kaya yang baik. Siapa pun Anda, cantik atau jelek, pintar atau bodoh, ningrat atau jelata, jadilah orang yang baik.

Jadilah orang yang punya cinta kasih, bijaksana, bertanggung jawab, giat berusaha, rendah hati, dan selalu bersyukur.

Status dan kondisi hidup tidak penting, menjadi siapa pun tidak masalah, yang penting menjadi diri sendiri yang baik. (YDA)