The Magic Words

Lily Wibisono

Penulis

The Magic Words

Intisari-Online.com - Oleh karena semprotan abu Gunung Kelud, keluarga Bambi belakangan ini makin sibuk. Bambi sebagai kepala keluarga sibuk mengatur si sulung dan bungsu bersih-bersih rumah dan pekarangan.

“Puput, kamu mulai dari sana,” katanya kepada si sulung. Kepada yang kecil, “Toni, kamu bantu Ayah angkat tong sampah.”

“Kerja, kerja saja terus. Aku capek, Pah,” kata Puput yang sudah mulai mekar sebagai gadis ABG.

“Papah main perintah terus sejak kemarin. ...” katanya sambil cemberut. Sapunya dilemparkan dan dia menjatuhkan diri duduk di lantai. Adiknya segera mengikuti.

Ketika Bambi sedang mengernyitkan alis sambil mencoba mengolah apa maksudnya, datang Sonya, istrinya, yang langsung menimpali, “Maksud Papa, Put, dia mau minta tolong kalian karena ‘kan ga bisa ia bekerja sendirian. Dan Papa kan sangat berterima kasih untuk bantuan kalian. Iya ‘kan Pa?” lirik Sonya kepada suaminya. Ada senyum simpul kecil yang tertahan di sudut bibirnya.

“Oh,” ujar Bambi sambil menepuk kepalanya yang penuh debu. “Iya betul. Tolong bantu ya anak-anakku yang manis. Papa benar-benar berterima kasih kalian sudah mau membantu sejak kemarin.”

Serta-merta wajah Puput dan Toni berbinar. Pelan-pelan senyum mereka mengembang. Dan tanpa banyak cingcong mereka bangun lalu segera balik bekerja.

Kalau di dalam hidup Anda terjadi kemacetan “tanpa penyebab” yang jelas, coba buat rekap sekejap. Apakah ada yang lupa mengucapkan “tolong, terima kasih, dan maaf”? Kata orang, itu kata-kata yang punya daya magis lo. The magic word, kata orang sono. Sesederhana itu dan mudah, tapi entah kenapa sering dilupakan.