Find Us On Social Media :

Gitu Aja Kok Repot!

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 26 Februari 2014 | 21:15 WIB

Gitu Aja Kok Repot!

Intisari-Online.com – Di sebuah perusahaan sabun mandi sedang diadakan rapat penting berkenaan dengan banyaknya keluhan dari konsumen yang mendapati kotak sabun tanpa isi alias kosong. Pihak agen yang merasa tertipu karena di setiap karton (kardus packing), selalu ada beberapa kotak sabun yang kosong.Masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindari, dikarenakan kondisi mesin produksi yang dimiliki sudah terlalu tua. Untuk itu pimpinan perusahaan memanggil para direktur, manajer, supervisor hingga staf, untuk mencari solusi atas masalah yang tengah ditangani oleh perusahaan.

Ketika pimpinan perusahaan memberi kesempatan kepada semua peserta rapat untuk mengemukakan pendapat, salah seorang Supervisor mengacungkan tangan dan berkata, "Solusi yang paling aman menurut saya, adalah membeli mesin baru dari Jerman. Harganya saat ini sekitar Rp10 milyar!"

Melihat harga mesin yang sangat tinggi, seorang Manager segera mengacungkan tangan dan berkata, "Saya punya usul yang lebih baik! Kita membeli mesin model baru dari Jepang yang harganya lebih murah, sekitar Rp1 miliyar!"

Melihat harga yang masih relatif mahal, seorang Direktur lalu mengacungkan tangan dan berkata, "Bagaimana kalau kita membeli mesin dari China saja yang harganya hanya sekitar Rp100 juta?"

Melihat kondisi keuangan perusahaan yang cukup sulit untuk membeli mesin baru dari Jerman, akhirnya pimpinan perusahaan menyetujui untuk membeli mesin dari China. Tidak lama setelah keputusan rapat diambil, seorang Office Boy yang sejak tadi melayani menyediakan minum untuk para peserta rapat, memberanikan diri mengacungkan tangannya, lalu berkata, "Bapak dan Ibu, jika saya diperbolehkan usul. Bagaimana kalau perusahaan membeli alat dari Indonesia saja? Paling harganya cuma Rp250 ribu."

Mendengar pernyataan Office Boy yang konyol ini, serentak seluruh peserta rapat tertawa. Namun pimpinan perusahaan memberi tantangan kepada Office Boy tersebut, "Jika kamu memang serius dengan usul yang kamu lontarkan, saya beri kamu Rp250 ribu untuk mendapatkan alat itu!" Setelah pihak accounting memberi uang Rp250 ribu, si Office Boy langsung pergi mencari alat yang dia usulkan. Dua jam kemudian Office Boy kembali dengan membawa alat yang sudah dibelinya. Pimpinan perusahaan, Direktur, Manager, Supervisor dan para staff yang ikut dalam rapat merasa heran bahkan kebanyakan tersenyum menghina melihat alat yang dibawa oleh si Office Boy.Namun dengan langkah yang mantap dan penuh percaya diri, si Office Boy memasang alat yang dibelinya di dekat conveyor, sebelum kotak sabun masuk ke kardus packing. Hasilnya sungguh luar biasa! Dengan alat baru ini, kotak sabun yang kosong segera terlempar saat melewati alat tersebut. Sehingga yang masuk ke kardus packing adalah kotak sabun yang ada isinya. Seluruh peserta rapat yang ikut menyaksikan hal tersebut jadi tercengang sekaligus merasa malu, ternyata usulan mereka dikalahkan oleh seorang Office Boy. Karena yang dibeli oleh Office Boy tersebut hanya sebuah kipas angin.Melihat apa yang diusulkannya berhasil, si Office Boy tersenyum lalu berkata, "Gitu aja kok repot!" Karena keberhasilan dari sebuah ide yang sederhana dan menggunakan alat yang sederhana pula, si Office Boy kemudian diangkat menjadi salah satu staff yang menangani bagian packing. Solusi sederhana yang diusulkan oleh Office Boy bisa saja dilakukan oleh semua peserta dalam rapat, hanya saja hal itu tidak pernah terpikirkan atau bahkan terlewatkan. Mungkin pada saat melihat hasil yang memuaskan dari sebuah alat sederhana seperti kipas angin, banyak di antara mereka akan berkata, "Kalau cuma begitu saja, saya juga bisa!"Semua orang merasa bisa melakukan seperti yang Office Boy itu lakukan. Tapi mengapa solusi tersebut tidak terlintas dan terlontarkan pada saat rapat? Karena kebanyakan dari mereka berpikir terlalu rumit.

Semoga kisah tadi bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, agar dalam menghadapi setiap masalah menjadi lebih tenang dan berusaha mencari solusi yang dimulai dengan berpikir secara sederhana. (BMSPS)