Berkelahi dengan Singa

K. Tatik Wardayati

Penulis

Berkelahi dengan Singa

Intisari-Online.com – Di sebuah desa kecil tinggal seorang anak laki-laki bernama Leo. Tubuhnya kecil, ramping, dan, karena miskin, dia selalu dalam ketakutan karena diolok-olok oleh anak laki-laki dari desa tetangganya.

Suatu hari, seorang penyihir muda melewati desa itu dan melihat Leo yang diolok-olok. Ketika anak-anak nakal itu sudah pergi, sang penyihir menghampiri Leo dan memberinya ekor singa yang indah bersama sebuah ikat pinggang kecil untuk menggantung ekor singa itu.

“Ini ekor singa ajaib. Ketika orang yang memakainya bertindak dengan sangat berani, maka ia akan berubah menjadi seperti singa yang ganas.”

Leo tidak meragukan kata-kata penyihir muda itu karena ia pernah melihatnya beraksi. Sejak saat itu ia mengenakan ekor singa di ikat pinggangnya. Ia berharap anak-anak laki-laki yang selalu mengolok-oloknya datang lagi kepadanya sehingga ia bisa memberikan pelajaran pada mereka.

Tapi, ketika anak-anak itu datang lagi, Leo takut dan ia mencoba melarikan diri. Namun, mereka segera menangkap dan mengelilinginya. Ketika mulai diolok-olok dan didorong, Leo teringat akan ekor singa yang tergantung di ikat pinggangnya. Tiba-tiba terkumpullah semua keberaniannya. Leo merasa tegang tubuhnya, ia membuat dua kepalan pada tangannya, mendongak, dan menatap lekat-lekat ke mata masing-masing anak yang mengolok-oloknya. Dengan ketenangan dan kegusarannya, Leo mengatakan kepada mereka jika mereka tidak meninggalkannya sendirian saat itu juga, maka mereka akan menyesal selamanya. Ia terus menatap mata mereka, dan menunjukkan ekspresinya yang sulit ditebak.

Leo merasa merinding tubuhnya. Ia merasa berubah menjadi singa, karena melihat wajah anak laki-laki yang menyerangnya berubah. Mereka semua mundur selangkah, saling memandang, dan akhirnya kabur. Leo ingin memukul anak laki-laki itu, tetapi ketika ia mencoba bergerak, ia merasa kakinya tidak bisa bergerak, jadi ia mengurungkan niatnya.

Tidak jauh dari tempat itu, penyihir muda mengamatinya, ia tersenyum. Ia berlari menghampiri Leo. Leo sangat senang, meskipun sedikit kecewa karena tubuhnya berubah menjadi singa hanya berlangsung singkat, dan ia tidak berhasil melawan mereka.

“Kau tidak akan mampu melawan mereka,” kata penyihir muda itu pada Leo. “Tidak ada yang berkelahi dengan singa, karena hanya dengan melihat mereka saja, dan mengetahui bagaimana berani serta buasnya mereka, semua orang akan lari. Apa kau pernah melihat pertempuran singa?”

Memang benar. Tak ada sihir, tak ada perubahan apa pun, tak ada apa pun yang terjadi. Yang terjadi adalah seorang teman baik telah menunjukkan kepadanya bahwa pengganggu tidak pernah berani menghadapi anak laki-laki yang benar-benar berani.