Find Us On Social Media :

Waktu yang Sesungguhnya

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 26 Maret 2014 | 21:00 WIB

Waktu yang Sesungguhnya

Intisari-Online.com – Mengenakan sepatu yang mengkilat, jas pemberian istrinya pada hari wisuda, dan melihat kembali wajahnya, Brian berdiri di luar kantor barunya. Memang bukan sudut kantor, tapi tampaknya cukup baiklah untuknya. Bau kulit di kursi barunya dan cahaya hangat sinar matahari yang menyinari jendela kantornya menyapanya saat ia menaruh tas kulit buayanya di sudut meja kantornya.

Klik, klik. Brian membuka tasnya dan mengeluarkan tiga benda, palu, paku, dan gelar sarjananya.

“Halo, Brian,” sapa Pak Fritz, bos baru Brian, sambil mengulurkan tangan kanannya, “Selamat datang di kantor yang baru.”

Dengan masih memegang palu, Brian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan bos barunya. “Permisi, Pak,” kata Brian, melihat kesalahannya. Ia menaruh palu di mejanya, menjabat tangan Pak Fritz, dan berkata, “Senang sekali berada di sini, Pak.”

Pak Fritz tersenyum, dan berbalik untuk pergi. Saat ia berjalan keluar dari ruangan, ia berkata, “Kami akan mengadakan pertemuan staf pada pukul 10.00 di ruang rapat, saya akan memperkenalkan Anda kepada semua orang nantinya.”

“Maafkan saya, Pak, tapi rasanya itu percuma untuk saya.” Pak Fritz membalik badannya kembali dan berdiri tak bergerak di ruangan itu. “Apa maksudmu?”

Brian menjelaskan, “Kami berencana meninggalkan kantor sekitar pukul 9.30 pagi ini untuk pergi memancing dengan beberapa teman. Tahukah Bapak, apa yang mereka katakan, ‘itu bukanlah kuantitas, tetapi kualitas waktu yang penting’. Saya tidak akan menghabiskan banyak waktu di kantor sementara saya bekerja untuk Anda, tetapi saya jamin waktu yang saya habiskan akan berkualitas tinggi.”

Dibutuhkan lebih dari waktu yang berkualitas untuk menjaga pekerjaan, dan dibutuhkan lebih dari waktu yang berkualitas untuk meningkatkan keluarga. Dibutuhkan real time – kombinasi dari kualitas dan kuantitas.