Penulis
Intisari-Online.com – Ungkapan “kita adalah sahabat” atau “kita adalah saudara” atau “kita bangun persaudaraan sejati” atau ungkapan lain yang senada dapat kita temukan di banyak tempat, dalam bentuk spanduk, baliho, poster, dan sebagainya, yang ditampilkan dengan sangat menarik. Ungkapan tersebut tidak hanya ditampilkan, tetapi juga dikatakan di mana-mana oleh banyak orang, bahkan digembor-gemborkan oleh orang-orang tertentu demi meraih kepentingan tertentu, meski sangat sulit untuk dilakukan apalagi diwujudkannya.
Dalam hidup bersama, kita tidak cukup hanya mempunyai teman dan mengarah pada semangat pertemanan, tetapi kita diharapkan mempunyai sahabat dan membangun semangat persahabatan dengan orang lain. Sahabat berbeda dengan teman, sehingga kata sahabat jangan diartikan sebagai teman, tetapi lebih daripada itu.
Dengan sangat mudahnya kita dapat berteman dengan siapa pun, dengan jumlah yang tidak terbatas pula. Karena kita dapat berteman dengan mudah pula, baik karena alasan tertentu maupun tanpa alasan yang jelas. Pertemanan dilakukan tanpa beban apa pun. Sedangkan, sahabat lebih mendalam daripada teman, sebab sahabat dapat dimaknai sebagai saudara, belahan jiwa (soulmate), dan sebagainya.
Kita menganggap orang lain itu sahabat tentu didasarkan pada pemikiran yang serius dan adanya keyakinan bahwa kita dapat bersahabat dengan mereka. Kita akan menilai mereka apakah dapat dijadikan sahabat atau tidak. Kita meyakini bahwa persahabatan itu sangat selektif dengan persyaratan-persyaratan tertentu, tidak asal bersahabat, sehingga ketika kita ingin memutuskan persahabatan itu kita tidak hanya asal memutuskan tetapi harus mempunyai alasan-alasan yang mendasar mengapa persahabatan tersebut diputuskan.
Itulah sebabnya persahabatan harus dibangun berdasarkan pada relasi dan komunikasi yang mendalam antar dua pribadi atau lebih, bahkan dari waktu ke waktu diharapkan semakin mendalam.
Kita berupaya untuk membangun persahabatan yang mendalam dan berkualitas dengan orang lain. Agar persahabatan kita sungguh mendalam dan berkualitas, kita harus memerhatikan beberapa aspek pokok untuk menghidupi makna persahabatan tersebut, yaitu komitmen, kasih, dan pengorbanan. (Hidup itu Anugerah)