Find Us On Social Media :

Jangan Lupakan yang Terbaik

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 30 April 2014 | 21:15 WIB

Jangan Lupakan yang Terbaik

Intisari-Online.com – Ada sebuah kisah dari Skotlandia kuno tentang seorang bocah miskin yang mengembalakan ternaknya di punggung gunung. Suatu hari, ia melihat sebuah bunga cantik. Saking cantiknya, ia tidak dapat menahan diri untuk tidak memetiknya. Pada saat ia memetik bunga itu, tiba-tiba terdengarlah suara.

Ketika ia menengadah, ia melihat dinding gunung itu terbuka, dan muncul sebuah gua yang didalamnya berisi permata dan logam berharga. Ia melangkah masuk ke gua itu, meletakkan bunganya dan mulai memungut : emas, perak, batu-batuan mulia sebanyak-banyaknya. Ketika tangannya sudah penuh dan hendak keluar, terdengarlah suara, "Jangan lupakan yang terbaik." Ia berbalik dan memungut lebih banyak benda-benda berharga itu. Ketika ia keluar dari gua itu, gua itupun menutup dan gunung itu kembali seperti sedia kala. Pada saat itulah, semua yang ada di tangannya berubah menjadi debu. Suara itu kembali berkata, "Kamu melupakan yang terbaik. Bunga itu adalah kunci untuk membuka gua itu.” Cerita itu menggambarkan realita kehidupan orang masa kini. Pada mulanya seorang mencari Tuhan, mendekat pada Tuhan, haus dan rindu mendengar suara Tuhan. Sejalan dengan itu, kehidupannya tambah diberkati Tuhan. Tuhan melimpahinya dengan apa yang menyenangkan hatinya. Tetapi lama-kelamaan, rasa haus akan Tuhan bergeser menjadi rasa haus akan berkat-berkat Tuhan. Akhirnya, didalam kegairahan mencari berkat Tuhan, ia kehilangan apa yang paling penting, yaitu keintiman dengan Tuhan sendiri. Kesibukannya dalam urusan berkat Tuhan justru membuatnya menjauh dari Tuhan. Ia lupa bahwa tanpa "kunci" itu, yaitu keintiman dengan Tuhan, semua berkat itu adalah debu. (SD)