Find Us On Social Media :

Takkan Kubiarkan Orang Lain Menyakitiku

By K. Tatik Wardayati, Senin, 19 Mei 2014 | 20:00 WIB

Takkan Kubiarkan Orang Lain Menyakitiku

Intisari-Online.com – Alkisah, tinggallah seorang anak laki-laki dari keluarga kurang mampu, namanya Dion. Kedua orang tuanya sengaja meninggalkannya dari kecil dan Dion harus hidup dengan neneknya yang baru saja meninggal setahun lalu. Di sekolah, Dion menjadi sasaran empuk bahan ejekan teman-temannya. Di lingkungan rumahnya pun tak ada seorang pun yang bisa bersikap ramah padanya. Pandangan sinis dan benci terlihat dari mata setiap orang di lingkungan rumahnya. Sore itu, ada seorang pengemis datang ke rumahnya dan meminta sedekah. Dion pun membuka pintu dan mengajaknya untuk masuk. Pengemis itu menjadi heran dengan apa yang Dion lakukan. “Mengapa kau membawaku masuk saat orang lain berusaha mengusir dan memberiku uang agar aku segera menjauhi rumahnya?” “Saya bukan mereka. Saya tahu seperti apa rasanya ketika diusir dan tidak diterima oleh orang lain.” “Kau sakit hati dengan sikap mereka?” “Seharusnya begitu, namun aku takkan membiarkan orang lain menyakitiku. Mereka boleh melakukan hal buruk padaku, akan tetapi aku tidak akan membiarkan semuanya itu menjadi akar pahit dalam hatiku. Lebih baik aku bersyukur daripada harus balik mengumpat. Bukankah bersyukur itu lebih indah?” Terkadang banyak orang yang menyakiti kita. Ada hal-hal yang membuat kita tidak nyaman sehingga kita menjadi tertekan dan tersakiti. Sebagai bentuk perlawanan, kita biasanya akan balik mengumpat dan juga melakukan pembalasan. Bersyukurlah jika ada orang-orang yang menyakitimu, karena sesungguhnya disitulah kesabaran dan pengampunan kita sedang diuji. Saat seseorang berhasil untuk mengasihi, maka orang itu sudah siap dengan berkat yang akan Tuhan curahkan. Jangan biarkan perkataan orang lain menjadi akar pahit dalam hati kita. Tidak perlu melawan dengan hal negatif, namun lakukan perlawanan dengan hal positif. (SD)