Find Us On Social Media :

Kisah Patung dan Fondasi

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 24 Mei 2014 | 19:00 WIB

Kisah Patung dan Fondasi

Intisari-Online.com – Alkisah di sebuah kota, berdirilah sebuah patung yang sangat indah, yang merupakan karya besar seorang seniman hebat pada masanya. Keindahan patung tersebut mengundang decak kagum orang-orang yang melihatnya. Berbagai pujian terhadap keindahannya yang seakan mengalir tanpa henti membuat patung tersebut merasa bangga atas keberadaan dirinya. Semakin banyaknya pujian yang ditujukan kepadanya, membuat rasa bangga dalam diri patung tersebut berkembang menjadi sikap sombong. “Lihatlah wahai fondasi, keindahan yang terpancar dari bentuk diriku ini menimbulkan kekaguman dari orang-orang yang melihatnya,” kata patung tersebut kepada pondasinya.

“Jangan lupa diri, sang patung. Segala keindahan yang muncul dari dirimu itu adalah hasil kerja keras seniman yang memahatmu dan para ahli bangunan yang membangun fondasi kokoh ini,” jawab fondasi. Mendengar jawaban fondasi, sang patung pun berkata dengan ketus, “Pendapatmu itu hanya muncul dari rasa iri karena tidak adanya orang yang memuji bentuk dirimu. Tanpa keberadaan dirimu pun, aku tetaplah sebuah patung yang indah,” lanjut sang patung.

Semakin lama, sikap patung itu pun semakin sombong. Hingga suatu hari, sang patung berkata kepada fondasi dengan nada menantang, “Hai fondasi! Dapatkah kau membuktikan pendapatmu bahwa keindahan bentuk diriku ini didukung oleh keberadaanmu?”

Awalnya fondasi tidak menanggapi tantangan tersebut. Tapi karena kesombongan patung semakin menjadi-jadi, fondasi berniat memberi pelajaran kepada patung. Fondasi pun memisahkan diri dari sang patung. Tanpa adanya fondasi yang mendukungnya, patung itu pun roboh dan hancur. Kini, patung tersebut telah menjadi bongkahan-bongkahan yang tercecer dan tidak ada seorangpun yang mengagumi bentuknya. Kesuksesan yang kita capai pada hari ini merupakan sebuah sinergi dari usaha keras yang kita lakukan, dan dukungan dari orang-orang yang berada di sekeliling kita. Janganlah terlalu berpatokan kepada “saya” dan “milik saya”. Kita adalah bagian integral dari suatu realitas yang jauh lebih besar dalam semesta ini. Pertahankan kesuksesan Anda dengan sikap rendah hati dan kemauan untuk tetap belajar.