Find Us On Social Media :

Jangan Menganggap Diri Lebih Mengetahui Segala Sesuatu

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 26 Juli 2014 | 21:00 WIB

Jangan Menganggap Diri Lebih Mengetahui Segala Sesuatu

Intisari-Online.com – Seorang sopir truk melakukan pengiriman barang ke rumah sakit jiwa dan memarkir kendaraannya di samping selokan yang dalam. Ia menemukan ban rodanya kempes ketika ia hendak pergi. Ia pun mendongkrak truk dan mengganti ban itu dengan ban serep.

Ketika hendak memasang ban serep, tanpa sengaja ia menjatuhkan keempat baut dalam selokan. Karena ia tidak dapat mengambil baut itu di selokan, ia mulai panik. Apa yang harus dilakukannya?

Saat itu, seorang pasien sedang berjalan melewatinya dan bertanya kepada sopir truk mengapa gelisah. Sopir truk itu berpikir, pasti tidak banyak yang bisa dilakukan pasien itu jikalau pun ia bercerita. Hanya agar supaya pasien itu tidak mengganggu dirinya, sopir truk itu menceritakan masalah yang dialaminya dan kenapa ia seperti gelisah.

Pasien rumah sakit jiwa itu tertawa kepada sopir truk dan bertanya apakah tidak bisa memperbaiki masalah sederhana seperti ini? “Tidak heran Anda ditakdirkan untuk tetap menjadi sopir truk,” kata pasien itu.

Sopir truk tercengang mendengar kata-kata dari pasien sakit jiwa itu. “Nah, ini yang seharusnya Anda lakukan,” kata pasien itu, “Ambillah satu baut dari masing-masing ban, ‘kan ada tiga ban ‘tuh,  dan pasanglah pada ban serep ini. Lalu, bawa truk ke bengkel terdekat dan gantilah baut-baut yang tidak ada itu. Sederhana, bukan?”

 Sopir truk itu terkesan dengan jawaban yang cepat dari pasien rumah sakit jiwa itu, katanya, “Kenapa Anda begitu pintar dan cerdas, tapi Anda berada di rumah sakit jiwa?”

Pasien itu menjawab, “Halo teman! Saya tinggal di sini karena saya gila tapi tidak bodoh.”

Tak heran, beberapa orang di antara kita berperilaku seperti sopir truk, berpikir bahwa orang lain tidak bisa, mereka bodoh. Hati-hati, meskipun kita berpikir terpelajar dan bijaksana, bisa jadi orang lain bisa solusi dengan cepat dan lebih bijaksana daripada kita.

Jangan menyimpulkan bahwa kita mengetahui segala sesuatu dan hanya  menilai orang dari pakaian, perawakan, atau latar belakang akademisnya saja.