Find Us On Social Media :

Sindrom Niagara

By K. Tatik Wardayati, Senin, 28 Juli 2014 | 20:00 WIB

Sindrom Niagara

Intisari-Online.com – Seorang pria sedang melakukan sebuah perjalanan dengan perahu. Air dingin, pohon-pohon lebat bergoyang di sepanjang kedua sisi tepi sungai. Burung berkicau, angin sepoi-sepoi, semua itu membuat sang pria terpesona dan hanyut pada pemandangan alam yang indah.

Pria itu membiarkan perahunya terbawa arus sungai. Ia bahkan tidak melirik ke arah mana perahunya pergi. Karena mengikuti arus, ia tidak harus menggunakan dayung. Sangat nyaman baginya melakukan perjalanan di atas perahu tanpa menghabiskan energi sedikit pun. Pria itu sangat senang.

Setelah beberapa saat, bertiuplah angin kencang dan perahu pun mulai bergerak lebih cepat. Pria itu merasa sangat bahagia.

“Wow! Perjalanan ini sangat cepat!” Pria itu berteriak dalam kenikmatan. Beberapa saat kemudian, ada suara gemuruh yang jauh, samar-samar terdengar. “Bagus, sekarang alam memainkan orkestra untuk saya!”

Tiba-tiba perahu mulai oleng dan mulai terbalik ke arah air terjun. Ketika perahu mulai meluncur menuruni air terjun yang menderu, ia baru menyadari apa yang terjadi. Sungai yang ia susuri ternyata adalah gemuruh di bawah ketinggian air terjun Niagara.

Saat pria itu mencoba untuk mengendalikan perahu dengan dayungnya, sudah terlambat. Tidak ada gunanya dayung. Ia pun tidak bisa mencegah dirinya jatuh ke air terjun itu.

Mentalitas lesu dari orang inilah yang disebut Sindrom Niagara.

Jika kita tidak mempunyai rencana, kita pun akan binasa.