Find Us On Social Media :

Mendidik Anak Tidak dengan Ancaman

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 31 Juli 2014 | 21:00 WIB

Mendidik Anak Tidak dengan Ancaman

Intisari-Online.com – Alkisah, ada seorang ibu yang menyayangi putra tunggalnya. Karena rasa khawatirnya, apalagi ditambah maraknya berita penculikan di media massa, ibu itu pun memberi nasihat kepada putranya, “Nak, kalau matahari sudah tidak bersinar lagi, jangan keluar rumah ya. Karena saat gelap seperti itulah roh jahat mulai bermunculan. Ada yang disebut kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain. Pokoknya makhluk jelek, hitam, dan jahat. Makanya belajar baik-baik saja di dalam rumah, apalagi kalau malam, ya.”

Sang anak, yang sedikit penakut, tentu saja dengan senang hati mematuhi nasihat ibunya.

Saat si anak beranjak dewasa, ia tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Bahkan berlebihan, karena sering terbawa dalam mimpi. Tak jarang, tiba-tiba terbangun karena berteriak histeris hingga bersimbah peluh ketakutan. Kedua orangtuanya khawatir melihat perkembangan jiwa anak itu.

Di tempat lain, sang kakek yang mendengar kondisi cucunya segera berkunjung ke rumah anaknya. Suatu sore, sang kakek pun mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama teman-teman si cucu. Mereka bersenang-senang, hingga tak terasa malam pun tiba. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.

Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya, "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri, kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satu pun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiranmu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan."

Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu mengubah pikirannya dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.

Mendidik anak dengan nada ancaman atau dengan menakutinya, meski untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian yang benar. (BMSPS)