Find Us On Social Media :

Petugas Pemadam Kebakaran Cilik

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 15 Agustus 2014 | 21:00 WIB

Petugas Pemadam Kebakaran Cilik

Intisari-Online.com – Di Phoenix, Arizona, seorang ibu 26 tahun menatap putranya yang berusia 6 tahun yang sedang sekarat karena penyakit leukemia akhir. Meskipun hatinya dipenuhi dengan kesedihan, ia juga memiliki perasaan dan tekad yang kuat.

Seperti halnya orangtua, ibu itu ingin anaknya tumbuh untuk memenuhi semua mimpi-mimpinya. Dan itu rasanya tidak mungkin lagi. Leukemia telah menggerogoti anak itu. Tapi ibu itu berpikir masih ingin mewujudkan mimpi anaknya menjadi kenyataan.

Ia meraih tangan anaknya dan bertanya, “Billy, pernahkah kau berpikir apa yang kau inginkan bila dewasa? Pernahkah bermimpi dan berharap apa yang akan kau lakukan dengan hidupmu?”

“Ibu, aku selalu ingin menjadi petugas pemadam kebakaran ketika saya besar nanti,” jawab Billy.

Ibu itu tersenyum dan kembali berkata, “Mari kita lihat apakah kita dapapt membuat mimpimu menjadi kenyataan.

Pada hari itu juga Ibu itu pergi ke Departemen Pemadam Kebakaran setempat di Phoenix, Arizona, bertemu petugas pemadam kebakaran, Bob, yang memiliki hati sebesar Phoenix. Ibu itu menjelaskan keinginan terakhir anaknya dan bertanya adakah kemungkinan bagi anaknya untuk berputar sekeliling perumahan dengan menaiki mobil pemadam kebakaran.

Petugas pemadam kebakaran Bob berkata, “Lihat, kita bisa melakukannya lebih baik dari itu. Jika Anda bisa menyiapkan anak Anda di Rabu pagi pukul 07.00, kami akan membuatnya menjadi petugas pemadam kebakaran kehormatan sepanjang hari itu. Ia bisa datang ke stasiun pemadam kebakaran, makan dengan kami, pergi keluar pada semua panggilan kebakaran. Dan jika Anda memberitahu kami ukuran bajunya, kami akan membuatkan seragam pemadam kebakaran baginya, dengan topi petugas pemadam sungguhan; bukan mainan. Dengan lambang Pemadam Kebakaran Phoenix di topinya, jas kuning seperti yang kami pakai, dan sepatu karet. Semuanya bisa kami pesankan dengan cepat.”

Tiga hari kemudian Bob membawa Billy, berpakaian seragam lengkap dan mengawalnya dari ranjang rumah sakit untuk dibawa ke mobil pemadam kebakaran. Billy harus duduk di belakang mobil dan membantu mengarahkan kembali ke stasiun pemadam kebakaran. Saat itu Billy merasa berada di surga.

Ada tiga panggilan kebakaran di Phoenix hari itu dan Billy pun pergi keluar pada tiga panggilan itu. Ia naik mobil pemadam kebakaran yang berbeda, ikut mobil paramedis, juga ikut mobil kepala pemadam kebakaran. Ia pun direkam untuk program berita lokal.

Mimpinya menjadi kenyataan, dengan semua cinta dan perhatian yang dicurahkan kepadanya yang sangat tersentuh oleh Billy, Dokter manapun berpikir bahwa ia bisa hidup lebih lama dari tiga bulan.

Hingga pada suatu malam semua tanda-tanda vitalnya mulai turun drastis.

Kepala perawat yang percaya pada konsep rumah sakit, bahwa tidak ada yang harus mati sendiri, mulai memanggil anggota keluarga ke rumah sakit. Lalu ia teringat, Billy pernah menghabiskan satu hari sebagai petugas pemadam kebakaran, jadi ia menelepon Kepala Pemadam Kebakaran dan bertanya apakah mungkin mengirim petugas pemadam kebakaran berseragam ke rumah sakit untuk bersama Billy menghabiskan detik-detik terakhir hidupnya.