Intisari-Online.com – Seorang salesman ban mobilnya kempes ketika ia tiba di suatu tempat di pedesaan. Ia membuka bagasi mobil dan mencari dongkrak. Sayangnya, dongkrak itu tidak ada.
“Hm, sekarang apa yang harus saya lakukan,” pikirnya.
Karena ia terdampar di sebuah jalan negara kecil saat musim panas, ia meragukan ada orang yang bisa membantunya. Melihat puncak menara gereja di kejauhan, ia memutuskan untuk berjalan ke desa terdekat dan meminjam dongkrak. Sangat jauh, apalagi hari panas. Dalam perjalanan ia berpikir, “Saya harap seseorang di kota memiliki dongkrak dan mereka dapat meminjamkan.”
Ia berjalan lagi hingga keringat deras mengalir di tubuhnya, dan masih berpikir, “Aku tahu dengan orang-orang di sekitar sini. Mereka tidak pernah ramah dengan orang asing.”
Ia berjalan lagi sedikit lebih jauh, pikirnya, “Karena mereka tidak tahu, aku benar-benar tidak berpikir ada yang akan meminjamkan dongkrak.”
Pria itu terus berjalan dan membayangkan kemungkinan hasil terburuk. Tak seorang pun di kota yang bersedia meminjamkan dongkrak, orang akan curiga, atau mereka akan menolak untuk menjualnya, dan sebagainya.
Pada saat ia tiba di desa, ia begitu marah. Ia pergi ke alun-alun di tengah kota dan mulai berteriak, “Baiklah, karena itulah cara kalian, kalian menyimpan dongkrak kalian!”
Seberapa sering kita menemukan segala macam rintangan yang tampaknya tak teratasi dan tidak berdasarkan ketakutan? Padahal itu semua hanya ada di pikiran kita.