Penulis
Intisari-Online.com – Seorang siswa sedang berjalan-jalan dengan gurunya di salah satu kebun sekolah mereka. Sepanjang perjalanan itu, sang siswa pun memutuskan untuk mengatakan masalah yang ia hadapi dan meminta pendapat gurunya. Ia mulai menceritakan masalahnya kepada gurunya, “Saya punya penyakit rohani. Saya punya kebiasaan berbicara burung tentang orang lain dan menyebutkan hal-hal tentang mereka di belakang punggung mereka.”
Guru berhenti sejenak dan kemudian bertanya kepada siswanya, “Apakah Anda memiliki ponsel?”
Siswa itu menjawab tegas dan mengeluarkan ponsel untuk ditunjukkan kepada gurunya. Ponsel itu adalah salah satu model terbaru di pasar dan ia baru saja membelinya.
Setelah melihat ponsel itu, guru meminta siswanya untuk membuang ponsel di genangan lumpur di dekatnya itu dan menginjak-injak. Heran dengan permintaan gurunya, siswa itu bertanya, “Bagaimana mungkin saya melempar ponsel ini? Saya mengeluarkan banyak uang dan ini bernilai bagi saya.”
Maka Guru berkata dengan bijaksana, “Demikian juga rasa hormat dan kehormatan saudara atau temanmu yang berharga di mata Tuhan. Bagaimana bisa dengan mudahnya Anda menginjak-injak kehormatan seperti itu?”
Siswa itu menyadarai betapa dia tidak pernah mengerti atau menghargai nilai dari sebenarnya manusia. Dan mulai hari itu ia tidak pernah lupa membandingkan rasa menghormati saudara-saudaranya terhadap barang-barang yang paling berharga bagi dirinya.