Penulis
Intisari-Online.com -Alkisah, ada seorang yang miskin dan malang. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot yang kecil dan kotor, di mana tikus, kecoak, bahkan laba-laba bebas membuat sarangnya di sana. Si miskin tak punya teman. Setiap orang yang ia temui enggan untuk berteman, apalagi berkunjung ke rumahnya yang kotor dan reyot. Kehidupannya yang malang membuat si miskin berpikir, kemiskinan adalah satu-satunya alasan dari kemalangannya, yang sayangnya harus menjadi "takdir"-nya. Suatu hari, si miskin bertemu dengan seorang pria sakti dan mengeluh soal kemiskinan dan kemalangannya. Si pria sakti merasa tersentuh, ia memberikannya sebuah vas cantik sebagai hadiah. "Ini adalah vas ajaib yang akan menyelamatkanmu dari kemiskinan," kata si pria sakti sambil berlalu. Si miskin mengambil vas itu. Awalnya, ia ingin membawa vas itu ke pasar dan menjualnya, lalu menghabiskan uangnya untuk membeli alkohol dan minuman keras. Namun, beberapa waktu kemudian, ia mengurungkan niat. Ia mulai jatuh cinta pada keindahan vas, lalu membawa vas itu pulang dan meletakkannya di sebuah meja. "Kurang tepat untuk membiarkan vas indah ini kosong tanpa isi," pikir si miskin. Jadi ia mengambil beberapa bunga liar, lalu menempatkannya ke dalam vas. Tapi tak beberapa lama, ia merasa kurang puas. Si miskin berpikir, jaring laba-laba yang berada di samping vas itu justru membuat vas tersebut jadi tak indah. Ia lalu mengambil sapu, membersihkan rumahnya dari jaring laba-laba, mengusir semua kecoak dan tikus, debu, membersihkan lantai, dinding, dan langit-langit, hingga seluruhnya benar-benar bersih. Kini, gubuk reyotnya tak lagi kotor dan bau. Rumahnya yang terlihat buruk dan miskin menjadi hangat dan nyaman. Si miskin bukan lagi orang yang miskin, melainkan seorang tuan rumah yang penuh dengan kerja keras, yang tak lagi punya waktu untuk berpikir dan mengeluh tentang kemalangannya. (Inspirationalstories)