Find Us On Social Media :

Pilih Wortel, Telur, atau Biji Kopi?

By Chatarina Komala, Jumat, 24 Oktober 2014 | 07:00 WIB

Pilih Wortel, Telur, atau Biji Kopi?

Intisari-Online.com - Seorang wanita muda mendatangi ibunya, lalu menceritakan kehidupannya yang berat dan sulit. Si wanita muda tidak tahu bagaimana ia harus bertindak, merasa sangat lelah dan ingin menyerah.  Tak lama kemudian, sang ibu membawa putrinya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air lalu menaruh ketiganya di atas kompor yang menyala. Setelah air dalam panci-panci itu mendidih, ia memasukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci kedua, dan biji kopi yang sudah menjadi bubuk, pada panci ketiga.Sesaat kemudian mereka berdua duduk dan menunggu tanpa berbicara sepatah kata pun. Sekitar dua puluh menit, sang ibu mematikan kompor. Ia menyisihkan wortel dan meletakkannya dalam mangkuk, mengambil telur dan meletakkannya ke dalam mangkuk, lalu ia menuang beberapa sendok kopi dan meletakkannya ke dalam mangkuk. Sang ibu lantas menoleh ke putrinya. Ia bertanya, "Sekarang, katakan padaku, apa yang kau lihat?""Wortel, telur, dan kopi," kata wanita muda itu. Sang ibu membawanya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Si wanita muda melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu kini terasa lunak. Si ibu lalu meminta putrinya mengambil telur lalu memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus. Akhirnya si ibu memintanya untuk mencicipi kopi. Putrinya tersenyum ketika mencium aroma dan meneguk rasanya yang nikmat."Apa artinya ini semua, Bu?" tidak mengerti, putrinya kemudian bertanya. 
 
Ibunya menjelaskan, meski ketiga benda tadi telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel yang tadinya keras, setelah terendam air mendidih menjadi lunak dan lemah. Telur, yang sebelumnya mudah pecah, namun setelah direbus dengan air mendidih, isinya menjadi padat. Biji kopi yang telah menjadi bubuk termasuk yang unik. Bubuk kopi mengubah air panas menjadi lezat dan beraroma kuat. "Sekarang, kau termasuk yang mana?" tanya ibu kepada putrinya. "Ketika kesulitan datang, bagaimana kau menanggapinya? Apakah kau seperti wortel yang menjadi lemah dan kehilangan kekuatan? Apakah kau adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut, namun karena masalah, putus cinta, dan ketidakadilan, hatimu menjadi keras? Atau, apakah kau biji kopi, yang benar-benar mengubah air panas-sebuah kondisi yang menyakitkan, menjadi beraroma nikmat dan kaya rasa?" (Thelivingtreasure)