Selalu Merasa Tidak Puas

Birgitta Ajeng

Penulis

Selalu Merasa Tidak Puas

Intisari-Online.com - Ada seorang pemecah batu yang hidup sendiri di dalam gubuk bambu yang sederhana. Ia amat sederhana.

Pada suatu hari, ketika ia sedang bekerja, ia mendengar suara riang banyak orang di sepanjang jalan. Ternyata mereka sedang menyambut raja mereka yang sedang mengunjungi desa mereka. Ia segera bergabung dengan mereka. Ia memandang raja dengan penuh kekaguman. Raja mengenakan pakaian sutera yang indah. Ia mulai berangan-angan, "Bagaimana seandainya saya punya kekuasaan dan kemuliaan seperti raja."

Surga mendengar angan-angannya dan seketika itu ia berubah menjadi raja yang penuh kuasa. Ia menunggang seekor kuda dan melambaikan tangan kepada rakyatnya. Tapi selama musim kemarau, ia memperhatikan bagaimana orang-orang dan binatang kehausan, juga tetumbuhan layu karena panas sinar matahari yang menyengat. Ia memandang ke langit dan berandai-andai, "Seandainya aku adalah matahari." Dan surga mengabulkan keinginannya.

Ia menyinari bumi dengan penuh kuasa. Para raja dan ratu terpaksa melindungi diri mereka dengan payung. Pasukan tentara menjadi cepat lelah. Panenan ladang di bawah perintahnya.

Kemudian pada suatu hari ada awan yang bergerak dan menutupi sinar matahari. Melihat keadaan itu, ia berpikir, ternyata masih ada yang lebih berkuasa. "Saya ingin menjadi awan." Dan terjadilah demikian. Ia menutupi matahari dan merasa sangat perkasa. Ia menjadi awan raksasa, lalu berubah menjadi hujan dan membasahi tetumbuhan, binatang dan manusia, kecuali sebuah karang yang menjulang tinggi yang tak tersentuh oleh kekuasaannya. Maka, ia ingin menjadi sebuah batu karang. Dan terjadilah demikian juga.

Ia merasa tak tersentuh oleh matahari dan hujan. Dan tiba-tiba ada seorang yang mendekatinya. Ia berhenti. Menarik pahat dan palu. Mulai memecah batu karang itu. Ternyata ada seseorang yang lebih kuat daripada batu karang. Ia berkeinginan menjadi orang yang demikian. Terjadilah seperti yang ia harapkan.

Akhirnya ia kembali menjadi pemecah batu lagi dan hidup di gubuk bambu. Ia bekerja seperti semula. Ia menikmati pekerjaan itu. Ia merasa puas.