Find Us On Social Media :

Bisa Karena Biasa

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 4 November 2014 | 19:00 WIB

Bisa Karena Biasa

Intisari-Online.com – Alkisah di negeri Tiongkok pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang panglima perang yang terkenal. Ia memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahlian memahanya kepada rakyat. Ia pun memerintahkan prajurit bawahannya untuk menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, sang Panglima pun memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Sang Panglima mulai menarik busur dan melepas satu per satu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak-sorai menyaksikan kehebatan anak panas yang melesat itu! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepaskan, dan 100 kali pula anak panah itu tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, Panglima itu berucap, “Rakyakku, lihatlah Panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?”

Di antara banyak orang yang mengeluarkan kata-kata pujian, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyeletuk, “Panglima memang hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih.”

Sontak panglima dan penonton yang hadir memandang orang tua itu dengan tercengang-cengang. Mereka bertanya-tanya apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak itu berkata, “Tunggu sebentar!”

Sambil beranjak dari tempatnya, ia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, penjual minyak itu mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut.

Mereka yang menyaksikan tercengang, dan akhirnya bersorak-sorai menyaksikan demonstrasi keahlian dari penjual minyak itu. Dengan penuh kerendahan hati, orang tua penjual minyak itu membungkukkan badan menghormat di hadapan Panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, “Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus-menerus akan melahirkan keahlian.

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, dsb.

Untuk itu kita harus siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Pada akhirnya, karakter sukses yang terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan. (BMSPS)