Find Us On Social Media :

Semut dan Lensa Kontak

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 22 November 2014 | 18:00 WIB

Semut dan Lensa Kontak

Intisari-Online.com – Brenda adalah seorang wanita muda yang diundang untuk mengikuti panjat tebing. Meskipun takut mati, ia pergi dengan kelompoknya untuk mengikuti panjat tebing yang luar biasa. Meski takut, ia tetap menggunakan pelindung, memegang tali, dan mulai menaiki tebing batu itu. Ia harus memegang kisi-kisi tebing untuk bisa mengambil napas. Saat ia tergantung itulah, tali pengamannya menyentak matanya dan menyingkirkan lensa kontaknya.

Sementara, Brenda berada di tebing batu dengan ketinggian beberapa ratus meter di bawahnya dan ratusan meter di atasnya. Tentu saja, dengan mempertajam penglihatannya, ia berharap telah mendarat di kisi tebing, ternyata bukan. Dengan pandangannya yang kabur, ia mulai putus asa dan mulai marah. Akhirnya ia berdoa kepada Tuhan untuk membantunya menemukan kontak lensanya.

Ketika Brenda sampai di puncak tebing, temannya memeriksa matanya dan pakainnya, siapa tahu menemukan lensa kontaknya. Tapi, tidak ada lensa kontak yang ditemukan. Brenda terduduk, sedih, dan memikirkan bagaimana caranya ia tanpa lensa kontak untuk kembali menuruni tebing.

Brenda memandangi ke berbagai pegunungan di depan matanya, sambil berpikir, “Tuhan, Engkau dapat melihat semua pegunungan ini. Engkau tahu setiap batu dan daun, dan Engkau pasti tahu persis di mana lensa kontak saya. Tolong bantu saya, Tuhan.”

Akhirnya, Brenda dan teman-temannya berjalan menuruni jalan setapak ke bawah. Tiba di bagian bawah ada kelompok lain pemanjat tebing  yang mulai memanjat. Salah satu dari mereka berteriak, “Hei, kalian! Siapa yang kehilangan lensa kontak?”

Cukup mengejutkan, bukan? Bagaimana mungkin pendaki lain melihatnya? Rupanya semut bergerak perlahan di permukaan tebing, membawanya.

Brenda berkisah bahwa ayahnya adalah seorang kartunis. Ketika ia menceritakan kisah yang luar biasa dari semut, doa, dan lensa kontak, ayahnya menggambar seekor semut yang menyeret sebuah lensa kontak dengan kata-kata ini: “Tuhan, aku tidak tahu mengapa Engkau ingin aku membawa ini, aku tidak bisa memakan ini, dan ini sangat berat. Tapi jika ini adalah apa yang Engkau ingin aku lakukan, aku akan membawanya untuk Engkau.”

Itulah mungkin yang akan kita lakukan dari kita untuk sesekali berkata, “Tuhan, aku tidak tahu mengapa Engkau ingin aku membawa beban ini. Aku tidak melihat hal baik di dalamnya dan ini sangat berat. Tapi, jika Engkau ingin aku membawanya, aku akan melakukannya.”