Find Us On Social Media :

Hari Terbaik dalam Hidup

By K. Tatik Wardayati, Senin, 12 Januari 2015 | 20:30 WIB

Hari Terbaik dalam Hidup

Intisari-Online.com – Dalam cahaya samar loteng, orang tua tinggi itu membungkuk, ia mendapati sebuah bingkai besar dan berjalan ke tumpukan kotak, lalu duduk di dekat jendela yang sedikit terbuka. Setelah mengibaskan tangannya pada seuntai jaring laba-laba, ia memiringkan kotak ke arah cahaya dan mulai mengeluarkan satu album foto lama. Mata tua cerah itu sekarang redup seperti mencari sebuah kerinduan.

Ingatannya dimulai dengan cinta dalam hidupnya, namun telah lama pergi, dan di album itu ia berharap menemukannya kembali. Diam seperti tikus, ia dengan sabar membuka harta yang terkubur panjang dan segera hilang di lautan kenangan. Meskipun dunianya tidak berhenti berputar ketika istrinya meninggalkannya, masa lalu lebih hidup di dalam hatinya daripada kesendiriannya yang sekarang.

Menyisihkan salah satu album berdebu, ia menarik sebuah kotak yang menjadi buku harian masa kanak-anak anaknya. Ia sempat berpikir, mengapa istrinya menyimpan sampah milik anaknya itu? Ia menggelengkan kepalanya.

Membuka halamannya yang sudah menguning, ia melirik membaca singkat, dan bibirnya melengkungkan sebuah senyum. Matanya cerah saat ia membaca kata-kata yang berbicara jelas dan manis untuk jiwanya. Anak kecil itu tumbuh terlalu cepat di rumah ini, namun suaranya telah redup selama bertahun-tahun. Dalam keheningan loteng, kata-kata polos anak umur enam tahun kembali membuka ingatan orang tua itu.

Orang tua itu kembali ingat bahwa ia juga menyimpan buku harian kegiatan bisnisnya selama bertahun-tahun. Ia pun mencarinya, dan menutup buku harian anaknya. Dengan membungkuk agar tidak menabrak langit-langit lotengnya, orang tua itu menuju ke tangga berkarpet.

Ia membuka pintu lemari kaca, mengeluarkan sebuah buku harian bisnis lama. Ia duduk di mejanya dan dua buku harian itu ia sandingkan. Miliknya terikat rapih dengan tinta emas, sementara milik anaknya sudah compang-camping.

Saat ia membuka buku hariannya, mata orang tua itu jatuh pada sebuah tulisan yang menonjol karena itu begitu singkat dibandingkan dengan hari-hari lain. Dalam tulisan tangannya yang rapi, berikut tulisannya:

“Terbuang seluruh hari memancing dengan Jimmy. Dan tidak menangkap apa pun.”

Dengan menarik napas dalam-dalam dan tangan gemetar, orang tua itu mengambil buku harian Jimmy, anaknya, dan menemukan tulisan anaknya pada hari yang sama, dengan coret-coretan besar, tulisannya:

“Pergi memancing dengan ayah saya. Hari terbaik dalam hidup saya.”