Find Us On Social Media :

Kisah Tragedi dan Kemenangan

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 16 Januari 2015 | 19:30 WIB

Kisah Tragedi dan Kemenangan

Intisari-Online.com – Dua bersaudara Michael dan Chris lahir di awal 1960-an dan dibesarkan di lingkungan yang sebagian besar penduduknya berkulit hitam di Richmond, California. Mereka berperilaku baik di sekolah dan selalu membawa pulang sebagian besar nilai A di rapor mereka saat di sekolah dasar.

Tetapi karena berasal dari keluarga kelas pekerja dengan delapan anak, uang diatur secara ketat, sehingga anak-anak sering harus pergi tanpa makan dahulu. Bahkan, sakit ketatnya, dua anak laki-laki itu sering kelaparan.

Jadi, mereka melakukan apa yang banyak anak laki-laki lakukan ketika mereka lapar dan tidak punya uang, yaitu mencuri. Dari saat mereka berumur lima hingga keluar dari SMA, anak-anak mencuri. Mereka mencuri kerupuk dari lemari di tengah malam, mereka mencuri biskuit dari toko, dan mencuri sandwich dari toko kue.

Michael dan Chris selalu menemukan cara untuk mencurinya. Mereka bahkan mencuri uang dari orangtua mereka. Mereka lebih sering mencuri untuk memuaskan rasa lapar mereka.

Ketika tiba waktunya bagi Michael dan Chris untuk melanjutkan sekolah, mereka menumpang bus yang melintasi kota untuk menuju Kennedy High School. Selama di sekolah tinggi itulah terjadi sesuatu yang membuat Chris memutuskan untuk mengubah perilakunya. Pada akhir tahun pertamanya bersekolah di tempat itu, ia menerima nilai tiga A dan tiga F pada kartu laporannya. Pertama kalinya ia merasa gagal di sekolah.

Karena, di Kennedy High School hanya diperbolehkan mengalami tiga kali gagal selama empat tahun. Satu lagi mendapatkan nilah F, maka Chris akan dikeluarkan dari sekolah. Saat itulah ia memutuskan untuk berubah. Bertahun-tahun kemudian Chris ingat bahwa saat yang menentukan dalam hidupnya dengan kata-kata ini:

“Aku duduk di luar rumahku di awal musim panas dan membiarkan kesempatanku pergi. Satu lagi F dan aku akan putus SMA, tergantung di lingkungan sekitar, berharap untuk mendapatkan dari wilayah itu atau masuk untuk melayani.”

“Pada saat itu aku tidak tahu saudaraku Rusty ada di penjara, atau sadaraku Harold mati. Aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada Michael. Aku hanya tahu bahwa aku harus keluar dari sana. Aku ingin melihat San Francisco setiap hari, memilih pakaian sendiri, menyetir motir sendiri, dan menjadi seorang pria yang dapat diharapkan, bukan hanya pria kulit hitam, bukan hanya seorang pria dari perumahan Richmond, aku ingin ada batasan. Aku ingin menjadi seorang pria yang bisa diharapkan.”

Keputusan Chris untuk mengubah perilakunya itu tidak mudah. Ia sedih karena karena memilih untuk berprestasi sekolah, dan berpisah dengan teman-temannya. Tapi keputusannya itu membawanya kepada perubahan yang sama sekali berbeda dari saudaranya Michael, yang menolak mengubah perilaku yang tidak produktif itu.

Chris kemudian lulus dari SMA, lalu lulus dari perguruan tinggi, dan lulus dari sekolah hukum. Selama 15 tahun ia bekerja sebagai Wakil Jaksa di Los Angeles, California. Menuntut para pembunuh, pengedar narkoba,  anggota bengkok, dan polisi nakal. Saat itu Chris lebih dikenal sebagai Christopher. Nama lengkapnya, Christopher Darden, salah satu jaksa utama sidang OJ Simpson!

Apa yang terjadi pada saudara Christopher, Michael? Setelah lulus SMA Michael bergabung dengan tentara dan kembali ke kampung halamannya setelah tugasnya selesai. Kembali di Richmond, Michael kembali pada perilaku anti-sosialnya, mencuri untuk mengembangkan kebiasaan narkobanya. Pada tanggal 29 November 1995, Michael Darden meninggal pada usia 42, karena AIDS.

Itu tadi kisah kemenangan dan tragedi yang mengingatkan kita bahwa ketika semua itu dilakukan, siapa kita dan apa kita, ditentukan oleh pilihan yang kita buat. Kita bisa memilih untuk menjadi lebih baik, atau bisa memilih untuk menjadi lebih buruk. Apakah kita membuat pilihan itu pada usia 14, seperti Christopher Darden, atau pada usia 64, seperti Kolonel Sanders. Pilihan-pilihan itu memiliki kekuatan yang secara dramatis meningkatkan nilai kita pada segala sesuatu yang kita lakukan.

Mulailah kita membuat perubahan yang dibutuhkan untuk hari ini, sehingga kita dapat menjadi orang yang kita inginkan besok.