Find Us On Social Media :

Kisah Seorang Pawang yang Menangkap Ular Beku

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 31 Januari 2015 | 20:00 WIB

Kisah Seorang Pawang yang Menangkap Ular Beku

Intisari-Online.com – Alkisah, seorang pawang ulat ternama pergi ke sebuah pegunungan untuk menangkap ular dengan keahliannya. Saat itu, salju turun dengan derasnya. Pawang itu pun mencari ke setiap sudut gunung untuk menemukan ular yang besar. Setelah beberapa lama, akhirnya ia menemukan bangkai ular naga yang amat besar.

Pawang itu senang sekali dan ingin menyombongkan hasil tangkapannya kepada seluruh penduduk kota. Ia membungkus naga itu dan membawanya ke Baghdad untuk dipertontonkan. Turunlah ia dari gunung dengan menyeret ular sebesar pilar istana itu. Sampai di kota, ia menceritakan kehebatannya kepada setiap orang yang ia temui. Ia katakan bahwa ia telah bergumul dan berkelahi habis-habisan hingga ular itu mati di tangannya.

Ternyata, ular besar itu tidak benar-benar mati. Ia hanya tertidur karena kedinginan akibat salju yang sangat tebal. Pawang ular itu tidak mengetahui hal ini. Ia malahan mengadakan pertunjukan untuk umum di tepian sungai Tigris. Berduyun-duyun orang datang dari seluruh penjuru kota untuk melihat pemandangan luar biasa, seekor ular naga dari gunung yang mati di tangan seorang pawang ular.

Banyak yang ingin melihat binatang langka ini. Semakin banyak pengunjung, semakin besar pula pemasukan  yang didapat oleh sang pawang. Oleh karena itu, pawang itu menunggu lebih banyak orang datang sebelum ia membuka bungkusan ular besar itu. Dalam waktu singkat, tempat itu penuh sesak oleh pengunjung. Sang pawang itu lalu mengeluarkan ular besar dari kain wol yang membalutnya selama perjalanan dari gunung.

Meskipun ular itu diikat kuat dengan tali, sinar matahari yang terik telah menerpa bungkusan ular itu selama beberapa jam, dan kehangatan pun kembali mengalir dalam darah di tubuh ular besar itu. Perlahan-lahan, ular besar itu terbangund ari tidurnya yang panjang. Begitu ular besar itu bangun, ia segera meronta dari ikatan tali yang melilitnya. Para pengunjung menjerit ketakutan. Mereka berhamburan lari ke berbagai arah dengan paniknya. Ular besar itu telah lepas dari ikatan dan ia mengaum keras layaknya seekor macan. Banyak orang terbunuh dan terluka karena peristiwa tersebut.

Pawang ular itu berdiri terpaku ketakutan. Apa yang telah dilakukannya? Ular besar itu pun lantas melahap sang pawang pular.

Apa yang bisa diambil dari kisah tadi? Ular besar itu adalah perlambang nafsu lahiriah. Nafsu hanya dapat beku dengan penderitaan dan kekurangan.Bila nafsu itu diberi kekuatan dan kehangatan, maka ia akan terbangun. Bila demikian, biarkan ia beku dalam salju dan tak pernah bergerak. Namun, bila kita melepaskan ikatannya, maka ia akan melahap kita bulat-bulat. Ia akan meronta dan menelan semua hal yang ditemui. (BMSPS)