Find Us On Social Media :

Kisah Biksu Muda Menyelamatkan Semut

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 13 Februari 2015 | 19:00 WIB

Kisah Biksu Muda Menyelamatkan Semut

Intisari-Online.com – Alkisah, di sebuah pegunungan hiduplah seorang biksu tua dan seorang biksu muda. Biksu tua adalah seorang praktisi besar Buddha dan sering melakukan meditasi mendalam. Ketika ia mulai meditasi, bisa berlangsung selama setengah hari atau satu hari penuh. Dan selama meditasi itu ia akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Suatu hari, biksu muda bermeditasi lagi. Tiba-tiba ia menemukan bahwa muridnya akan meninggal dalam delapan hari. Oleh karena itu biksu tua memanggil biksu muda dan berkata, “Anakku, Aku akan memberikan libur delapan hari sehingga engkau bisa pulang untuk melihat ayah dan ibumu.”

“Benarkah? Itu sangat baik. Terima kasih Guru. Apalagi, akhir-akhir ini saya cukup rindu juga.”

“Namun, engkau harus ingat untuk datang kembali lagi ke sini pada hari ke delapan.”

“Baiklah, Guru. Anda akan sendirian. Saya akan berangkat sekarang.”

“Pulanglah sekarang!”

Biksu muda itu dengan gembira turun gunung, tanpa menyadari bahwa di mata biksu tua itu ada kesedihan dan keengganan untuk melihatnya pergi. Setelah berjalan-jalan, biksu muda itu berhenti di tepi sungai untuk minum karena ia mulai haus. Lalu ia melihat ada gua semut yang tak terhitung jumlah semutnya keluar dan masuk dari itu. Ia mengamati untuk sementara waktu. Lalu ia pergi.

“Oh! Mengapa air sungai itu pasang? Oh tidak!! Semut itu akan tenggelam!”

Karena hujan turun terus-menerus di hulu selama beberapa hari, menyebabkan air di hilir pun mulai naik.

Biksu muda itu segera melepas kain dan menaruh beberapa tanah yang keras di dalamnya untuk membaut sebuah dinding perlindungan di sepanjang gua semut. Tidak hanya berhasil menghentikan air dari menutupi gua, tetapi juga mengalihkan aliran air ke tempat lain.

Oleh karena itu ia menyelamatkan kehidupan banyak semut. Delapan hari berlalu dengan cepat. Biksu tua itu berjalan-jalan di hutan pegunungan dengan sedih. Tiba-tiba dari kejauhan, ia melihat biksu muda kembali ke pegunungan dengan riang. Ia meminta biksu muda itu untuk menceritakan apa yang telah dilakukannya selama delapan hari pergi.

Ketika ia merenungkan kisah biksu muda itu, ia mengerti bahwa karena biksu muda itu telah menyelamatkan nyawa semut yang tak terhitung jumlahnya menyebabkan harapan hidup yang telah ditakdirkan hanya delapan hari, menjadi lebih lama dan bahagia. Ini adalah kebaikan menumbuhkan perbuatan baik, namun sepertinya tidak penting bagi sebagian orang.