Find Us On Social Media :

Menerima yang Tak Terelakkan

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 14 Maret 2015 | 17:00 WIB

Menerima yang Tak Terelakkan

Intisari-Online.com – Seorang ibu yang berduka mendekati Sang Buddha, membawa tubuh anaknya yang sudah meninggal dalam pelukannya. Ibu itu memohon kepada Sang Buddha, “Aku tahu Anda bisa membawanya kembali ke kehidupan.”

Sang Buddha menjawab, “Kematian tidak bisa dihindari. Saya tidak dapat mengembalikan  hidupnya.”

Wanita itu merasa hancur dan tidak siap untuk menerima jawaban tersebut. Melihat rasa sakitnya, Sang Buddha berkata, “Aku bisa membawa anak Anda kembali ke kehidupan, tetapi hanya jika Anda membawa kepada saya sedikit biji sesawi dari orang yang tidak pernah mengalami kematian dalam keluarganya.”

Mendengar kata-kata Sang Buddha tersebut, harapan terbangun dalam hati Ibu yang berduka itu. Segera ia bergegas keluar untuk meminta biji sesawi. Ia mengetuk pintu pertama dan meminta beberapa biji sesawi. Wanita setengah baya yang membukakan pintu sangat baik dan memintanya untuk menunggu sebentar. Ibu yang sedang berduka itu bertanya, “Sudah adakah kematian dalam keluarga Anda?”

Wanita setengah baya itu menangis dan berkata, “Enam bulan lalu suami saya meninggal dalam tidurnya.” Ibu yang sedang berduka itu kecewa, dan ia pindah tempat.

Orang kedua yang didekatinya adalah seorang pria muda, yang mengatakan bahwa kakeknya telah meninggal beberapa hari sebelumnya. Yang ketiga ditemui oleh ibu yang sedang berduka itu adalah seorang wanita tua yang merasa dihukum karena putra dan putrinya tewas dalam kecelakaan. Satu demi satu, wanita itu menemukan bahwa seseorang telah meninggal dalam setiap keluarga.

Pada saat wanita itu kembali kepada Sang Buddha, ia telah merasa berdamai dengan dirinya sendiri atas kematian anaknya. Ia telah menerima sesuatu yang tak terelakkan.

Demikian juga kita.