Find Us On Social Media :

Menanti Anugerah Nyepi

By intisari-online, Senin, 27 Maret 2017 | 21:00 WIB

Menanti Anugerah Nyepi

Intisari-Online.com - “Dokter, mata saya buram.”

Ratna menyerahkan kacamata yang dipegangnya kepada dokter spesialis mata yang sedang memeriksanya.  “Ibu, kenapa ukuran kacamata ini tak sama dengan yang saya resepkan dulu?”

“Oh, tukang kacamata yang mengubah ukurannya, Bu. Katanya begini lebih baik.”

“Oh, Ibu membuat kacamata di tukang kacamata?”

”Ya Bu dokter, lebih murah,” kata Ratna, kerut-merut di seputar bibirnya merekah kala ia tersenyum.

Setelah cek sana cek sini, akhirnya Bu Dokter yang lemah-lembut itu berkata,

“Ibu, pandangan Ibu kabur karena kemunduran usia. Kan Ibu sudah 80 tahun.  Dan kacamata yang keliru ukuran.” Ratna mangut-manggut. Pelan-pelan ia berjalan menuju pintu,  hampir-hampir menabrak pintu kaca bening. Di tepi jalan, di bawah terik Matahari, ia menantikan angkot lewat.

Ratna tak habis mengerti.  Dulu ia memilih membuat kacamata di tukang kacamata dengan pertimbangan harga. Ia tak mau membebani Dimas, cucunya, atau orang lain. Tapi kini tampaknya keputusan itu keliru. Padahal ia selalu tak mau merepotkan orang lain. Maka tadi ia pergi sendiri ke dokter diam-diam. Walaupun jalannya agak sempoyongan, dan uang di sakunya pas-pasan. Apalagi akhir-akhir ini Dimas semakin sibuk. Dan dirinya semakin lambat segalanya.

 Ia melirik ke lengannya yang digendong dengan kain. Lupa kenapa.

 “Ah, dunia ini semakin sibuk, semakin tak punya waktu untuk aku,” keluhnya sambil menghela napas panjang. Sekilas berkelebat gambaran Dimas kecil yang bermain di lantai, sementara ia dan suaminya berjualan di pasar untuk menyambung hidup. Dimas kecil yang malang, orangtuanya tewas dalam kecelakaan.

Entah kapan Tuhan akan mempersatukan kembali dirinya dengan suami tercintanya. Berkumpul lagi seperti dulu. Dengan Dimas, suaminya, Miranti, ibu Dimas dan Taryo suaminya. Masa lalu yang begitu sempurna. 

Turun dari angkot, tak dinyana Dimas telah tiba duluan di atas motornya. Seorang gadis manis diboncengnya.