Find Us On Social Media :

Kisah Pangeran yang Baik

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 27 Maret 2015 | 20:30 WIB

Kisah Pangeran yang Baik

Intisari-Online.com – Alkisah, ada sebuah negara yang diperintah oleh seorang raja yang baik dan itu adalah negara yang baik. Raja yang baik ini mendengar isu bahwa negara tetangga, adalah negara yang jahat dan diperintah oleh penyihir jahat, yang mengirimkan pasukan banyak untuk mencoba mengambil alih kerajaan itu.

Raja yang baik ini mempunyai seorang pangeran yang baik. Dan ketika pangeran itu mendengar Raja mengirimkan pasukan untuk menghentikan serangan dari negara jaha, ia ingin ikut terlibat dan membantu melindungi negara yang baik itu. Tetapi ia tahu ayahnya tidak akan membiarkan hal itu karena ia masih terlalu muda. Jadi, pangeran itu menyamar, dan ketika semua penunggang kuda keluar dari gerbang besar, ia naik kudanya dan berkuda bersama dengan harapan tidak seorang pun anak melihat.

Akhirnya pangeran itu sampai ke tempat pertempuran besar, dan selama pertempuran itu pangeran muda dan ribuan orang terlempar dari kuda. Ketika pangeran muda jatuh kepalanya terkena tanah dengan begitu kerasnya sehingga ia mengalami amnesia, dan ia tidak bisa mengingat lagi siapa dirinya. Demikian pula yang terjadi pada ribuan pasukan dari negara baik.

Mereka dibawa ke negara jahat yang sudah dipenuhi mantera. Mantera tersebut membuat para pasukan negara baik menuruti apa yang telah diperintahkan oleh penyihir jahat. Mereka melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Sesuatu yang berlawanan terjadi pada sang pangeran. Meskipun ia tidak tahu siapa dirinya, dan tidak ada orang lain  yang mengenalinya, ia mengalami konflik batin di dalam dirinya. Ia merasa apa yang dilakukan oleh orang-orang itu salah. Apalagi ia melihat beberapa orang yang berada di pemerintahan pun melakukan hal-hal yang tidak baik. Di dalam dirinya ia diberitahu untuk melawan, berjuang, mengambil, dan membawanya kembali ke tempat yang seharusnya. Ia seperti diberitahu hal yang benar  yang seharusnya dilakukan.

Pangeran merasa ada sesuatu yang salah, “Bagaimana mungkin ketika aku melakukan apa yang benar bagiku, aku merasa begitu salah. Bagaimana itu mungkin?” Awalnya perasaan ini muncul sedikit, tapi lambat laun ia merasa terkena mantera, dan pangeran menyadari bahwa ia telah dicuci otaknya untuk percaya bahwa segala sesuatu yang telah diperintahkan untuk berbuat benar. Ia ingin melakukan apa yang benar, tapi dalam hatinya ia tahu bahwa ia diberitahu melakukan hal-hal yang salah.

Pangeran ini bingung karena ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Suatu hari sang pangeran diperintahkan untuk menghancurkan sebuah negara. Hatinya seperti berontak. Akhirnya ia ingat bahwa ia adalah seorang pangeran.

Ia pun mengajak beberapa prajurit yang dikenalnya, dan mencoba membuat mereka terlepas dari mantera. Sayangnya, karena mantera itu begitu kuat, hanya beberapa orang mampu terlepas dari mantera dan mengikutinya kembali pulang ke kerajaan baik.

Tidak mudah kejahatan memasuki seseorang yang pada dasarnya baik hati.