Find Us On Social Media :

Fokus pada Kesalahan Bisa Menghancurkan

By K. Tatik Wardayati, Senin, 18 Mei 2015 | 20:00 WIB

Fokus pada Kesalahan Bisa Menghancurkan

Intisari-Online.com – Di sebuah perkampungan yang miskin, terlihat seorang anak laki-laki sibuk menyusun, meletakkan, dan menyemen batu bata untuk tembok rumahnya. Desa tempat tinggal anak laki-laki itu termasuk desa yang tertinggal, karena kemiskinannya, setiap orang harus bisa merenovasi rumahnya sendiri. Karena mereka tidak mampu membayar biaya tukang batu. Keahlian yang mereka peroleh dipelajari secara otodidak tanpa bimbingan khusus seorang ahli.

Akhirnya, anak laki-laki itu menyambung dan menyemen satu demi satu batu bata itu dengan hati-hati. Kira-kira 1.000 batu bata pun tersambung menjadi sebuah tembok dinding. Dengan rasa puas anak laki-laki itu berkata, “Ah, akhirnya pekerjaan ini selesai juga.”

Karena kecapekan, anak laki-laki itu p un tertidur di lantai dekat tembok yang dibangunnya. Ketika terbangun pagi-pagi sekali, ia pun mengelilingi tembok yang dibangunnya dengan bangga itu.

Uppss..!! betapa terkejutnya ia ketika matanya tertuju pada bagian bawah tembok yang baru dibangunnya itu. “Ada 2 batu bata yang tidak terpasang rapi,” pikirnya. Letaknya melenceng keluar. Semakin ia perhatikan, semakin mengecewakan hatinya. Semua batu bata sudah lurus dan rapi kecuali 2 batu bata ini.

“Oh, tidak! Saya telah keliru membangun tembok ini!” pikirnya lagi. Seketika tembok yang dibangunnya kemarin itu menjadi terlihat jelek sekali. Ia mencoba mencabut 2 buah batu bata itu, tetapi tidak bisa karena semen telah kering.

“Tembok ini harus dibangun kembali dengan cara meledakkannya, dan kemudian membangun yang baru lagi,” pikirnya lagi. “Tetapi bagaimana bisa, batu bata dan semennya sudah tidak tersisa.” Kasus 2 buah batu bata itu telah menyita konsentrasi anak laki-laki itu hingga 2 bulan lamanya.

Hingga suatu hari datang seorang pengembara tua yang kebetulan melewati rumah anak laki-laki itu. Sang pengembara singgah ke rumah itu dan meminta segelas air minum. Sambil minum dan mengistirahatkan diri, pengembara tua itu berkata, “Anak muda, siapa yang membangun tembok ini? Sebuah tembok yang indah.”

Anak laki-laki itu menjawab, “Pak, apakah Bapak tidak memakai kaca mata? Tidakkah Bapak melihat ada 2 batu bata jelek di bagian bawah tembok ini.”

Pengembara tua itu bekata, “Ya, saya melihat 2 batu bata jelek itu, tetapi saya juga dapat melihat ada 998 batu bata yang tersusun rapi dan bagus.”

Perkataan pengembara tua itu pelan-pelan telah mencerahkan pandangan anak laki-laki itu. Ia kemudian melihat tembok itu sekali lagi. Dari atas ke  bawah, dari kiri ke kanan, selain 2 batu bata yang menurutnya tidak bagus itu.

“Ya, selain 2 batu bata itu, batu bata yang lain rapi sempurna. Sebelumnya, saya hanya berfokus pada 2 batu bata jelek itu, dan saya dibutakan, bahwa ada hal lain yang baik sempurna. Itulah sebabnya saya tidak tahan melihat tembok ini.” Dan sejak saat itu, tembok itu tidak terlihat terlalu buruk lagi.

Betapa banyak kita melihat pasangan yang bercerai karena pasangan yagn satu melihat 2 batu bata jelek dalam kehidupan keluarganya. Betapa banyak pekerja yang depresi karena melihat  2 batu bata jelek pada dirinya. Betapa banyak atasan yang tidak tahan melihat ada 2 batu bata jelek pada bawahannya, sementara bawahan pun melihat 2 batu bata jelek pada atasannya. Semua yang kita lihat adalah kesalahan.

Kita sering terfokus pada 2 batu bata kesalahan. Bila tidak terkontrol, pandangan salah itu bisa “menghancurkan tembok yang sempurna.” Ya, setiap orang memiliki 2 batu bata yang tidak sempurna, tetapi juga memiliki banyak batu bata yang baik dan sempurna. Lihatlah itu, dan jangan jadikan kesalahan menghancurkan kebaikan yang sempurna. (BMSPS)