Kisah Kupu-kupu dan Rubah

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kisah Kupu-kupu dan Rubah

Intisari-Online.com – Suatu hari seekor rubah mengundang kupu-kupu untuk makan siang. Kupu-kupu cukup terkejut tapi memutuskan untuk menerima undangan tersebut. Rubah menyajikan makanan kering. Tentu saja kupu-kupu tidak suka dengan makanan yang disajikan. Tapi entah mengapa, kupu-kupu menyentuh makanan itu karena tidak ingin mengecewakan temannya. Meski ia ragu-ragu tentang rasanya. Tapi pada saat itu ia tetap waspada. Ia tahu, rubah adalah hewan yang licik.

Rubah sebenarnya sudah mencampur racun dalam makanan itu. Kupu-kupu itu tidak licik tetapi cerdas. Jadi, ia meminta rubah untuk mencicipi makanan itu pertama kali. Rubah menolak dan mengatakan kepada kupu-kupu bahwa ia sedang berpuasa untuk kesehatan dan kebahagiaan kupu-kupu. Kupu-kupu berpikir sejenak dan memahami rencana rubah.

Rubah itu sabar menunggu kupu-kupu untuk menyantap makan siangnya. Kupu-kupu berpura-pura makan sedikit makanan dan mulai menggigil. Berpikir bahwa kupu-kupu sedang sekarat, rubah mulai tertawa keras.

“Kau adalah kupu-kupu yang indah dan aku jadi membencimu. Kau begitu bangga dengan sayapmu yang berwarna-warni yang aku tidak punya. Jadi aku ingin membunuhmu,” kata rubah.

Tiba-tiba kupu-kupu menjadi normal lagi dan mulai berbicara dengan rubah.

“Rubahku sayang, buruk sekali bila ini Kau melakukan ini. Kita semua milik hutan yang indah. Jadi kita semua adalah anggota dari rumah yang indah ini. Kita harus ramah dan membantu satu sama lain dan tidak saling membunuh. Aku belum memakan makananmu karena aku meragukan tindakanmu. Cobalah untuk menjadi baik. Jika tidak, engkau akan ditinggalkan tanpa teman. Selamat tinggal temanku,” kata kupu-kupu.

Setelah mengatakan itu, kupu-kupu pun terbang menjauh. Sekarang giliran rubah yang menggigil. Ia mencoba memahami kupu-kupu. Malam itu ia berpikir tentang kupu-kupu yang berwarna-warni dan bertanya-tanya tentang kebaikannya. Ia mencoba memberikan racun, tapi kupu-kupu memanggilnya “teman”.

Terlalu lama waktu yang digunakannya untuk berpikir, akhirnya rubah pun tertidur.

Keesokan paginya, rubah terbangun dan ingat tindakannya yang salah tersebut. Ia merasa bersalah. Ia memutuskan untuk mengubah caranya. Ia mulai mencari kupu-kupu dan akhirnya menemukan ia bermain dengan teman-temannya.

Rubah mendatangi kupu-kupu dan berkata, “Sahabatku, kupu-kupu, aku menyadari kesalahanku. Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Maafkan aku. Maukah kamu memaafkanku?”

Kupu-kupu menatap mata rubah dan mengerti bahwa rubah tulus dalam berbicara. Katanya,” Jangan khawatir temanku! Ibuku mengatakan bahwa hal terbesar dalam hidup adalah menyadari kesalahan seseorang dan itu yang telah Kau lakukan. Sekarang kita akan menjadi teman selamanya. Dan sekarang aku akan terbang dengan teman-temanku. Daah..”

Setelah berkata demikian, kupu-kupu pun terbang menjauh.

Rubah melihat kupu-kupu terbang dan berkata kepada dirinya sendiri, “Tidak. Sekarang aku tidak cemburu pada kupu-kupu. Aku tidak akan pernah bisa terbang dan kupu-kupu tidak pernah bisa berjalan.”

Rubah pun kembali ke rumahnya.