Find Us On Social Media :

Ctrl+5 (Save) untuk Semua Kebaikan

By K. Tatik Wardayati, Senin, 25 Mei 2015 | 20:30 WIB

Ctrl+5 (Save) untuk Semua Kebaikan

Intisari-Online.com - Seperti biasanya, di akhir minggu Joyo dan anaknya yang beranjak dewasa, Joni, berjalan-jalan santai di sepanjang pantai. Pembicaraan antarmereka yang penuh gelak canda, tiba-tiba berubah serius. Rupanya Joyo tidak menyetujui salah satu tindakan Joni di masa lalu. Sebaliknya, Joni menilai sikap ayahnya tidak proporsional terhadapnya. Nah, lantaran bersikukuh atas pendapatnya masing-masing, terjadilah pertengkaran hebat. Joyo sempat kehilangan kendali, menampar sang anak.

Anehnya, Joni diam saja tak bereaksi. la mengambil sebuah ranting kayu dan menulis di pasir: "Hari ini ayah memukulku." Ia menandai tempat itu dengan menancapkan kayu tersebut di pasir. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Ketika mendaki jalan setapak di tebing batu karang, Joyo tersandung batu dan nyaris tergelincir. Untunglah, secepat kilat Joni memegang pohon di dekatnya dan menyambar tangan sang ayah sehingga terhindar dari bencana fatal. Setelah hatinya tenang, Joyo merogoh pisau lipat dari sakunya. la memahat permukaan batu cadas itu dengan tulisan, "Hari ini Joni menyelamatkan nyawaku." Sampai kapan pun tulisan itu akan tetap terpatri di situ.

Kedua pria itu akhirnya tidak meneruskan perjalanan. Mereka memutuskan kembali pulang menelusuri pantai. Benarlah, beberapa saat kemudian melewati tempat mereka berdua berantem. Tongkat Joni masih tertancap di situ, namun kalimat yang tertulis di pasir telah lenyap tersaput riak ombak. Joni mencabut kayu dan melemparkannya ke lautan. Ayah beranak berpelukan.

Joni telah memberi pelajaran berharga. Setiap kepedihan, kemarahan, dan kesengsaraan yang kita alami, pasti akan tersimpan dalam ruang di hati dan pikiran. Sebuah ruang yang sama tempat kita juga menyimpan kebaikan, harapan, dan maaf. Yang dilakukan Joni, memencet Ctrl+5 (save) untuk semua kebaikan. Sementara, segala kekecewaan dan penderitaan di-Del (delete) secepatnya.

Namun seperti kata Gail Hamilton, pengarang Amerika, meski setiap orang bertanggung jawab untuk semua kebaikannya, karena di hatinya selalu tersedia ruang untuk itu, tak seorang pun bisa mengklaim dirinya memiliki ruang paling besar. (Intisari November 2004/djs)