Find Us On Social Media :

Kehidupan yang Harmoni tanpa Saling Menyakiti

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 24 Juni 2015 | 20:00 WIB

Kehidupan yang Harmoni tanpa Saling Menyakiti

Intisari-Online.com – Pada suatu hari penduduk paling damai di bumi, meminta salah satu penyihir yang sangat kuat untuk menghentikan semua perang dan pertumpahan darah di planet bumi ini.

“Ini sederhana, kok,” kata penyihir. “Aku akan menghancurkan semua senjata di bumi, dan tak seorang pun akan dapat berperang lagi.”

“Wah ini akan menjadi hal yang besar!” seru orang-orang.

Penyihir mengayunkan tongkat ajaibnya, dan keajaiban pun datang.

Ada kedamaian di planet bumi selama tiga hari. Sementara, mayoritas orang-orang yang rawan bertarung, berusaha mencari senjata, namun mereka tidak bisa menemukan senjata. Ketika mereka mengetahui bahwa mereka telah kehilangan semua senjata, mereka pun membuat tombak dari pohon muda dan mulai bertempur lagi.

Ketika penyihir mendengar kabar buruk ini, ia berkata, “Jangan khawatir. Aku akan menghancurkan semua pohon muda, sehingga mereka tidak akan mampu berperang lagi.”

Setelah dua atau tiga hari kelompok orang yang suka berperang sia-sia mencari pohon muda untuk membuat tombak, mereka pun mulai menebang pohon-pohon besar. Membuat tombak, dan pertumpahan darah pun dimulai lagi.

Akhirnya penyihir pun menghancurkan semua pohon besar. Kemudian orang-orang yang suka memberontak membuat pisau dan pedang yang dibuat dari logam. Penyihir kembali menghancurkan semua logam di planet ini. Orang-orang ini kemudian membuat ketapel dan mulai melemparkan batu satu sama lain. Maka penyihir merasa perlu menghancurkan batu juga.

Namun kemudian penjaga perdamaian mulai khawatir, semua pohon menghilang, tidak ada logam, dan batu. Bagaimana harus hidup, apa yang harus dimakan sekarang? Tidak ada kehidupan, dan orang-orang pun akan mati tanpa perlu berperang. Tidak, ini adalah solusi yang salah dari masalah yang ada.

Penyihir menjadi bingung, katanya, “Saya tidak tahu bagaimana harus bersikap sekarang. Saya akan menghancurkan seluruh umat manusia, tapi, sayangnya, itu bukan kuasa saya!”

Pasukan penjaga perdamaian pun putus asa. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba seorang bocah berbicara kepada penyihir.

“Aku tahu apa yang harus Anda lakukan. Biarkan orang merasa, bagaimana orang lain memandang tindakan mereka. Jika satu orang menyakiti seseorang, biarkan ia merasakan sakit yang sama, dan jika ia membawa sukacita kepada seseorang, biarkan ia merasakan sukacita yang sama. Jadi, tidak ada yang akan menyakiti satu sama lain, karena ia akan langsung merasakan sakit juga dan akan terpaksa menghentikannya.”