Intisari-Online.com – Pada suatu hari, seorang pria bertanya kepada orang bijak, “Apakah layak berdoa?”
Orang bijak itu menjawab, “Jangan mengajukan pertanyaan seperti itu. Anda berdoa, ketika tidak ada lagi yang tersisa. Tapi jika Anda berdoa, tidak harus ketika Anda membutuhkan sesuatu. Anda harus mencoba melakukannya sendiri. Dan setelah itu layak membantu Tuhan dengan mengambil beberapa bebanNya.”
“Bagaimana cara yang terbaik untuk berdoa? Kata-kata apa yang digunakan,” tanya pria itu lagi.
“Saya pikir, lebih baik berdoa dari lubuk hati Anda, dan itu akan memberitahu Anda kata-kata yang digunakan,” jawab orang bijak itu. “Boleh saya menanyakan sesuatu?”
Pria itu terkejut tapi tidak keberatan.
“Mengapa orang bertanya, apakah perlu berdoa dan bagaimana, tapi tidak ada seorangpun yang bertanya, tentang siapa?”
“Aneh,” pria itu semakin terkejut, sambil berkata, “Itu jelas tentang diri mereka sendiri atau tentang orang-orang terdekat mereka. Dan Anda, tentang siapa Anda berdoa?”
Orang bijak itu menatap pria itu dan berkata, “Benar-benar, tampaknya aneh. Beberapa tahun yang lalu aku tahu seorang biksu. Ia berdoa untuk Maha Kuasa, untuk mendukungnya. Ia tidak menyembunyikannya, tapi ia dianggap orang gila, bahkan di antara teman-temannya. Ia mengatakan kepada saya, ‘Semua orang berdoa tentang diri mereka sendiri, tapi siapa yang akan meminta hal yang sama tentang Dia?’”
Pria itu bingung. Ia melihat orang bijak itu tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.
“Saya tidak tahu apakah biksu itu masih hidup. Itulah sebabnya saya menggunakan doanya,” jawab orang bijak itu.
Pria itu tidak berani bertanya apa pun lagi.