Intisari-Online.com – Pada suatu hari seorang samurai datang kepada seorang Guru dan bertanya, “Di mana surga? Di mana sih? Dan di mana pintu surga dan neraka?”
Samurai itu hanya tahu dua hal, yaitu kehidupan dan kematian. Ia tidak memiliki filsafat apa pun, ia hanya ingin tahu di mana keberadaan gerbang, untuk melarikan diri dari neraka dan masuk ke surga.
“Anda siapa?” tanya Guru.
“Aku pemimpin samurai,” jawab sang samurai. “Dan Kaisar membayar upeti kepada saya.”
Guru tertawa dan berkata, “Apakah Anda benar-benar pemimpin samurai? Anda terlihat seperti muffin yang miskin raga!”
Kebanggaan Samurai terluka. Ia lupa mengapa ia datang, mencabut pedangnya dan akan membunuh Guru.
Sang Guru tertawa lagi dan berkata, “Ini adalah gerbang neraka. Dengan pedang, menjadi marah, dengan ego Anda, dan Anda akan membukanya.”
Samurai menyadari maksud Guru. Ia kembali tenang dan menyarungkan pedangnya. Dan Guru melanjutkan, “Dan sekarang, ketika Anda tenang, Anda membuka pintu gerbang surga.”
Surga dan neraka berada di dalam diri kita. Dan gerbang berada di dalam kita. Jika kita tidak sadar, ini adalah gerbang neraka. Jika kita waspada dan sadar, itulah pintu gerbang surga. Tetapi orang-orang terus berpikir bahwa surga dan negara adalah suatu tempat di luar sana. Surga dan negara bukanlah setelah kehidupan, mereka berada di sini dan sekarang. Dan gerbang selalu terbuka. Setiap saat kita membuat pilihan antara surga dan neraka.