Find Us On Social Media :

Jangan Terburu-buru untuk Marah

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 1 Juli 2015 | 19:45 WIB

Jangan Terburu-buru untuk Marah

Intisari-Online.com – Pernah menyaksikan film Anger Management? Film komedi yang dibintasi Jack Nicholson dan Adam Sandler ini menceritakan tentang seorang pemuda yang tidak pernah kehilangan kontrol emosi, hingga ia bertemu dengan seorang doktor/terapis anger management yang sangat aneh.

Kita bisa melihat bagaimana tekanan demi tekanan akhirnya bisa meledakkan seseorang yang sangat sabar. Terlihat juga adanya kelompok orang yang menjalani terapi kontrol kemarahan di Amerika. Semakin lama dunia memang semakin menjadi tempat yang sulit untuk didiami, begitu banyak hal yang bisa mendatangkan emosi kita hadapi setiap hari. Jalan macet, cuaca  yang tidak karuan, tetangga yang sulit, teman sekerja, bos, dosen, guru, dll.

Hidup yang kita jalani tidak akan pernah selalu mulus, dan setiap saat kita bisa berhadapan dengan situasi, kondisi, atau orang-orang yang bisa mendatangkan emosi.

Seorang ahli psikologi bernama Charles Spielberger, Ph.D., menerangkan apa yang dimaksud dengan “kemarahan” atau “anger”. Kemarahan menurut Charles adalah sebagai berikut; Anger is an emotional state that varies in intensity from mild irritation to intense fury and rage. Kemarahan adalah sebuah tingkat emosional dengan intensitas tertentu antara merasa terganggu hingga tingkat mengamuk. Seperti jenis perasaan lainnya, kemarahan juga akan diikuti oleh perubahan psikologis dan biologis. Detak jantung menjadi cepat, tekanan darah meninggi, beberapa hormon pun mengalami peningkatan level. Tidak heran faktor kemarahan yang tidak terkendali bisa merugikan orang lain, menimbulkan kekerasan yang tidak hanya merugikan orang lain tapi juga diri sendiri. Selain itu kemarahan tak terkontrol juga bisa menimbulkan berbagai penyakit pada kita sendiri.

Bolehkah kita marah? Marah sebenarnya adalah bagian dari jiwa manusia. Rasanya tidak ada orang yang sama sekali tidak pernah marah. Sangat wajar, jika pada kondisi tertentu orang bisa marah. Dan terkadang dalam situasi tertentu, kita memang perlu marah.

Yang tidak boleh adalah marah secara berlebihan, berkepanjangan dan tidak terkendali, atau menjadikan amarah sebagai sebuah kebiasaan yang akan segera muncul begitu kita berada pada kondisi tidak nyaman/tidak sesuai dengan keinginan kita. Berhati-hatilah ketika marah, karena pada saat itu dosa sedang mengintip peluang untuk masuk.

Janganlah terburu-buru untuk marah, karena kemarahan yang terlalu sering dan tidak terkendali akan merusak hidup kita, menghancurkan masa depan kita bahkan orang lain, dan merugikan banyak orang, termasuk diri kita sendiri. Jangan terburu nafsu untuk marah ketika kita tidak sependapat dengan orang lain atau ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita.

Adalah sangat sulit sebenarnya untuk marah tanpa berbuat dosa, maka sangat baik jika kita lambat untuk marah dan sedapat mungkin menenangkan diri kita secepatnya sebelum emosi kita meluap naik. Ketika menghadapi suatu kondisi yang tidak sesuai dengan pendapat atau pikiran kita, biasakan diri  untuk mendengar sesuatu secara lengkap terlebih dahulu (cepat mendengar), jangan terlalu cepat menghakimi, menuduh dan menyimpulkan sesuatu (lambat berkata-kata), dan jangan terburu nafsu untuk meluapkan kemarahan (lambat untuk marah).

Berselisih itu wajar, bertengkar itu biasa, tapi jangan sampai menimbulkan dosa dan membuka pintu masuk bagi iblis untuk menghancurkan kita. (BMSPS)