Intisari-Online.com – Alkisah, ada orang miskin yang malah. Rumahnya sangat miskin, sebuah rumah kecil dan kosong, di mana tikus membuat sarang mereka, dan laba-laba membuat jaring mereka.
Orang lain mencoba untuk menghindari datang ke rumahnya. Mengapa mereka harus pergi mendatangi orang-orang yang miskin sekali? Dan orang miskin itu pun berpikir bahwa kemiskinan adalah alasan kemalangannya, takdir abadinya.
Sekali waktu, orang miskin itu bertemu dengan penyihir dan mengeluh kepadanya tentang kemiskinan dan hidup sengsara. Penyihir itu merasa kasihan kepada orang miskin dan memberinya vas, seperit belum pernah terjadi sebelumnya.
Kata penyihir itu, “Ini adalah vas ajaib yang akan menyelamatkan Anda dari kemiskinan.”
Orang miskin itu mengambil vas itu dan ingin menjualnya pada awalnya dan kemudian menghabiskan uangnya untuk minum-minuman keras. Ia berpikir, mengapa ia perlu sesuatu yang indah? Tapi kemudian ia mulai mengagumi vas itu dan tidak jadi membawanya ke pasar. Ia membawa pulang vas itu, meletakkannya di atas meja, dan mulai mengaguminya.
“Tidak tepat untuk suatu hal yang indah ini kosong,” pikir orang miskin itu. Jadi ia mengambil beberapa bunga liar dan menempatkannya ke dalam vas.
Vas itu terlihat menjadi lebih indah.
“Tidak baik,” pikir orang miskin itu, “hal yang indah ini berada di samping jaring laba-laba.”
Maka orang miskin itu mulai membersihkan rumahnya dari jaring laba-laba, menyapu keluar kecoa dan tikus, membersihkan debu, mencuci lantai dan dinding, langit-langit dengan pemutih.
Kini terlihat jelas sekali rumahnya tidaklah jelek, melainkan hangat dan nyaman. Dan orang miskin itu bukanlah orang miskin lagi, tapi tuan rumah yang bekerja keras, yang tidak punya waktu untuk memikirkan tentang kemalangannya.